Dalam hadist tersebut, Nabi Muhammad SAW menegur seorang laki-laki yang sedang mencela sifat malu.
Nabi kemudian menegur dan menyebutkan kalau malu adalah bagian dari iman.
Ini karena malu dapat menghindarkan seseorang dari maksiat yang dilarang agama.
Menurut Ibnu Hajar penulis kitab Fath al-Bari, malu dibagi menjadi dua, yaitu.
1) Malu naluri (gharizah)
Yakni sifat malu yang Allah ciptakan pada diri hamba sehingga mengantarkan hamba tersebut melakukan kebaikan dan menghindari keburukan serta memotivasi untuk berbuat yang indah.
Inilah yang termasuk cabang dari iman, karena bisa menjadi perantara menaiki derajat iman.
2) Malu yang dicari/dilatih (muktasab)
Sifat malu ini adakalanya bagian dari iman, seperti rasa malu sebagai hamba di hadapan Allah pada hari kiamat, sehingga menjadikannya mempersiapkan bekal untuk menemui Allah di akhirat nanti.
Adakalanya juga malu ini bagian dari ihsan, seperti malunya hamba karena adanya rasa taqarrub atau merasa selalu dalam pengawasan Allah, inilah puncak dari macam-macam cabang iman.
Dengan demikian, sifat malu sangat penting dimiliki oleh setiap manusia.
Baca Juga: Menguatkan Iman dengan Menjaga Kehormatan dalam Buku PAI Kelas XI Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR