Ini dapat membantu anak merasa didengar dan dipahami, yang bisa mengurangi kebutuhan untuk teriak.
Mungkin anak belum memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik, dan teriak adalah cara mereka mengungkapkan ketidaknyamanan atau frustrasi.
Orang tua dapat mengajarkan anak cara menyampaikan perasaan mereka dengan kata-kata.
Berikan contoh kalimat yang baik dan bantu mereka memahami pentingnya berbicara dengan sopan.
Jelaskan batasan kepada anak dan tetap konsisten dalam menegakkan aturan.
Berikan konsekuensi yang jelas jika anak terus-menerus teriak. Ini bisa mencakup waktu istirahat, kehilangan hak istimewa, atau tindakan lain yang sesuai dengan situasinya.
Berikan anak pilihan untuk mengatasi frustrasi mereka tanpa perlu teriak.
Misalnya, tawarkan alternatif kegiatan atau solusi yang dapat mereka pilih.
Ini membantu anak merasa lebih berdaya dan mengajarkan mereka keterampilan pengelolaan emosi.
Jika teriakan anak terus berlanjut atau tampaknya menjadi masalah yang lebih besar, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional.
Seorang konselor atau psikolog anak dapat memberikan pandangan yang lebih mendalam tentang masalah tersebut dan memberikan strategi yang lebih khusus.
Baca Juga: Orangtua Wajib Tahu, Ini Cara Mendidik Anak yang Sulit Diatur
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR