Nakita.id - Moms dan Dads tentu sepakat bahwa budaya Indonesia sangat kaya dan beragam.
Apalagi, sudah semakin banyak orang di seluruh dunia yang mengetahui budaya Indonesia ini, bahkan mempelajarinya.
Menjadi warga negara Indonesia tentu membuat anak tak bisa terpisahkan dari budaya Indonesia itu sendiri.
Oleh karenanya, sebagai orangtua, Moms dan Dads perlu memperkenalkan budaya Indonesia kepada anak sejak dini.
Ini sangat penting agar anak bisa tumbuh menjadi individu yang lebih berempati, toleran, dan bangga dengan asal-usulnya.
Berikut lima cara efektif yang bisa Moms dan Dads lakukan untuk mengenalkan budaya Indonesia kepada anak.
Museum dan situs bersejarah merupakan tempat yang kaya akan pengetahuan tentang budaya Indonesia.
Moms dan Dads bisa mengajak anak untuk mengunjungi museum etnografi, museum sejarah, atau situs bersejarah lainnya seperti candi dan pura.
Sambil menjelajahi artefak dan peninggalan sejarah, jelaskan kepada anak tentang asal-usulnya dengan cara yang menarik dan mudah dipahami sesuai usianya.
Makanan tentu tak terpisahkan dari budaya Indonesia itu sendiri.
Untuk itu, Moms dan Dads bisa mengajak anak untuk membantu memasak masakan Indonesia di rumah.
Baca Juga: Cara Mengenali Kearifan Masyarakat yang Ada di Dunia, Materi PKN Kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka
Tak perlu repot-repot, masaklah resep-resep sederhana dan sesuai kemampuan, seperti nasi goreng, sate, atau gado-gado.
Sambil memasak, Moms dan Dads bisa ajarkan pula sejarah dibalik hadirnya masakan tradisional tersebut.
Cara berikutnya untuk mengenalkan budaya Indonesia kepada anak adalah dengan membacakan cerita rakyat dan legenda sebelum tidur.
Misalnya seperti "Bawang Merah Bawang Putih", "Si Kancil", "Malin Kundang", dan lain-lain.
Ini akan mengajarkan nilai-nilai moral dan tradisional yang penting juga melekat dalam budaya Indonesia.
Agar lebih menarik perhatian anak, Moms dan Dads bisa pertimbangkan menggunakan buku cerita bergambar untuk membuat pengalaman membaca jadi lebih menarik.
Moms dan Dads juga bisa melibatkan anak dalam kursus ataupun kelas seni tradisional, seperti tari, musik, atau kerajinan tangan.
Selain mempelajarinya, anak juga akan belajar mengenai latar belakang budaya dan sejarah di balik seni tersebut.
Apalagi, terlibat dalam kursus atau kelas juga dapat menjadi kesempatan bagi anak untuk berinterasi dengan teman sebayanya.
Sudah banyak kota di Indonesia yang menggelar acara budaya lokal yang dapat Moms dan Dads nikmati bersama anak.
Diantaranya seperti pementasan tari tradisional, festival kuliner, hingga perayaan hari besar.
Baca Juga: Materi PKN Kelas XI Kurikulum Merdeka: Bagaimana Mengkolaborasikan Budaya Indonesia?
Selain menambah pengalaman baru, anak juga akan mempelajari secara tidak langsung akan budaya Indonesia yang indah serta beragam, sehingga anak merasa bangga dengan budayanya sendiri.
Salah satu acara budaya lokal yang dapat Moms dan Dads kunjungi adalah Playground of Samudera Pasai yang diadakan oleh Sekolah Cikal.
Playground of Samudera Pasai akan digelar pada bulan Maret 2024 oleh seluruh kampus Sekolah Cikal. Berikut jadwal selengkapnya.
1. 1 Maret 2024: Sekolah Cikal Lebak Bulus (Ciputra Artpreneur, Jakarta)
2. 2 Maret 2024: Sekolah Cikal Serpong (Ciputra Artpreneur, Jakarta)
3. 3 Maret 2024: Sekolah Cikal Amri Setu (Ciputra Artpreneur, Jakarta)
4. 9 Maret 2024: Sekolah Cikal Bandung (Dago Tea House, Bandung) & Sekolah Cikal Surabaya (Balai Pemuda, Surabaya)
Tari Sandjojo M.Psi, Psikolog selaku Head of School Cikal menceritakan, digelarnya Playground of Samudera Pasai ini merupakan langkah Sekolah Cikal untuk memperkenalkan sejarah, kebudayaan, dan potret kehidupan masyarakat Aceh yang dikenal sebagai gerbang pertama perdagangan rempah-rempah pertama di Indonesia.
Selain itu, digelarnya Playground of Samudera Pasai ini juga menjadi langkah untuk menumbuhkan patriotisme, nasionalisme, dan perjuangan meraih kebebasan yang mutlak dan utuh akan sejarah dan perjuangan bangsa.
Rangkaian acara yang dilakukan oleh Sekolah Cikal di Road of Playground of Samudera Pasai ini meliputi festival, pasar, alat tukar, permainan anak, bahasa daerah, hingga makanan khas Aceh.
"Hal-hal itu sudah akan langsung terasa di Road to Playground of Samudera Pasai dan anak-anak akan merasakan secara unik dan spesifik budaya tersebut," ungkap Tari dengan antusias.
Road to Playground of Samudera Pasai juga akan mengundang orangtua murid yang memiliki darah budaya Aceh untuk terlibat memperkenalkan budaya Aceh di komunitas Cikal.
Tak sampai di situ. Playground of Samudera Pasai juga akan memotret peranan tokoh perempuan dalam perjuangan masyarakat Aceh bernama Laksamana Malahayati.
Selain dikenal sebagai tokoh perempuan berdaya, Laksamana Malahayati juga dikenal sebagai potret hubungan ayah-anak yang dimiliki beliau dalam kehidupan.
"Di Playground of Cikal seiring waktu, tokoh perempuannya tidak terlalu banyak dan masih banyak laki-laki. Jadi, saya rasa ini baik," ujar Tari.
"Secara umum, kita ingin ajak anak-anak dapat memahami bagaimana kita membela sesuatu yang lebih besar tak hanya buat diri sendiri dan juga buat rakyat yang lebih banyak," terangnya.
Sebagaimana Playground of Cikal di tahun-tahun sebelumnya, Playground of Samudera Pasai akan kembali menampilkan penampilan seni teater musikal (performing arts) yang akan mengangkat potret sejarah bangsa Indonesia dan kebudayaan Aceh sebagai pintu gerbang masuk Indonesia.
Terkait penggunaan bahasa selama seni teater musikal berlangsung, baik bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, Tari mengatakan bahwa hal ini disesuaikan kembali oleh masing-masing kampus Sekolah Cikal.
"Namun, sejatinya bukan bahasanya yang terpenting, tapi bagaimana program ini kasih kesempatan anak-anak akan mengenal budaya di Indonesia," jelas Tari.
Selain dari segi bahasa, untuk penampilan seni teater musikal tahun ini memiliki durasi yang lebih pendek dari penampilan dari tahun-tahun sebelum.
Yakni, dari 2,5 jam menjadi 1,5 jam saja dan hanya menampilkan sebanyak 16 tarian kebudayaan.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR