Anak yang merasa diabaikan atau tidak dicintai mungkin cenderung menggunakan perilaku memukul sebagai cara untuk menarik perhatian.
Berikan perhatian dan dukungan yang maksimal kepada anak Moms, dan pastikan mereka merasa didengar dan dihargai.
Luangkan waktu untuk berinteraksi dengan mereka secara positif, seperti bermain bersama atau membaca buku, sehingga mereka merasa terhubung dan dicintai.
Penting untuk menetapkan batasan yang jelas dan mengkomunikasikan konsekuensi dari perilaku memukul kepada anak Moms.
Jelaskan dengan tegas bahwa perilaku tersebut tidak dapat diterima dan akan memiliki konsekuensi negatif, seperti waktu time-out atau pembatasan privilégio.
Penting untuk tetap konsisten dalam menegakkan aturan dan memberlakukan konsekuensi, sehingga anak memahami bahwa perilaku agresif tidak akan ditoleransi.
Bantu anak Moms menemukan alternatif yang positif untuk mengekspresikan emosi dan mengatasi konflik.
Ajarkan mereka cara mengkomunikasikan perasaan mereka dengan kata-kata, bernegosiasi, atau mencari solusi yang saling menguntungkan.
Berikan pujian dan penghargaan saat mereka menggunakan cara yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah, sehingga mereka merasa didukung dalam pengembangan keterampilan sosial mereka.
Ketika anak Moms mengalami kemarahan atau frustrasi, penting untuk tetap tenang dan mengendalikan emosi Moms sendiri.
Menjadi marah atau bersikap agresif sebagai respons terhadap perilaku anak hanya akan memperburuk situasi dan memperkuat pola perilaku agresif.
Baca Juga: Siapa Bilang Tak Boleh Memukul Anak? Boleh Kok! 9 Syarat Memukul Anak
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR