Tabloid-Nakita.com - Keputihan yang tidak normal bisa mengindikasikan terjadinya infeksi vagina. Itulah ketika terjadi perubahan aroma, warna (menjadi kehijauan atau abu-abu), tekstur (berbusa atau tampak seperti keju cottage), gatal, rasa panas saat berkemih, membengkak, atau memerah, juga berdarah atau meninggalkan bercak-bercak kemerahan. Selain itu, volumenya juga meningkat.
Meskipun hal ini sering terjadi, infeksi vagina tidak boleh dibiarkan. Beberapa infeksi vagina yang bisa menyebabkan perubahan dalam keputihan disebarkan melalui hubungan seks, seperti gonorrhea. Infeksi jenis lain bisa terjadi dengan atau tanpa hubungan seks, seperti bacterial vaginosis atau yeast infection.
Agar Mama menemukan pengobatan yang tepat, kenali tiga jenis infeksi vagina berikut:
Bacterial Vaginosis (Infeksi Bakteri)
Penyebab infeksi vagina akibat ketidakseimbangan bakteri ini tidak diketahui. Terjadi perkembangan bakteri secara berlebihan, sehingga keseimbangan lingkungan vagina terganggu ketika bakteri ini meningkat jumlahnya. Biasanya infeksi bakteri bisa kambuh, atau muncul bersama infeksi vagina jenis lain. Risiko infeksi bakteri bisa meningkat pada perempuan yang sering mendapatkan seks oral.
Ciri-ciri: Cairan berjumlah banyak, berwarna putih keabu-abuan, encer, berbau amis, dan meningkatnya aroma tak sedap ini bisa langsung terjadi setelah berhubungan seks. Namun hampir separuh perempuan yang mengalami infeksi bakteri tidak menunjukkan gejala apapun.
Trichomoniasis
Infeksi ini disebabkan oleh organisme protozoa satu sel, yang hampir selalu menyebar akibat hubungan seksual. Organisme ini bisa bertahan hingga 24 jam dalam lingkungan yang lembab, sehingga bisa saja menyebar dari handuk yang basah atau pakaian renang milik orang yang mengalami infeksi ini.
Ciri-ciri: Berwarna kuning kehijauan, berbusa, berbau busuk, gatal, sering berkemih, terasa panas saat berkemih, vagina meradang, jumlah cairan banyak.
Yeast Infection (Infeksi Jamur)
Normalnya, ada sejumlah kecil jamur kandida (Candida albicans) di dalam vagina. Infeksi jamur terjadi ketika jamur muncul dalam jumlah berlebihan, yang seringkali dipicu oleh perubahan keseimbangan asam basa pada vagina. Infeksi jamur tidak ditularkan melalui hubungan seksual.
Ciri-ciri: Jumlah cairan meningkat, berwarna putih, kental seperti keju cottage, vagina berwarna kemerahan, gatal, dan terasa panas. Saat Mama mengalami stres, menggunakan alat kontrasepsi oral, antibiotik (antibiotik justru membunuh bakteri pelindung vagina), mengalami diabetes, atau kehamilan, risiko infeksi jamur akan meningkat.
Tiga jenis infeksi jamur ini jangan sampai diabaikan. Segera ke dokter bila mengalami gejala-gejalanya ya, Mam.
(Dini/KidsHealth/Plan Be Wellness)
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
KOMENTAR