Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam memahami aturan sosial, berkomunikasi dengan teman sebaya, atau membentuk hubungan interpersonal yang sehat.
Anak dengan ADHD atau gangguan lainnya mungkin memiliki kesulitan dalam mempertahankan perhatian mereka pada tugas atau aktivitas tertentu.
Beberapa anak berkebutuhan khusus mungkin lebih rentan terhadap stres atau frustrasi, yang dapat menyebabkan reaksi emosional yang intens atau sulit dikendalikan.
Anak-anak dengan keterbatasan fisik seperti cerebral palsy atau gangguan motorik lainnya mungkin mengalami kesulitan dalam bergerak atau melakukan aktivitas fisik seperti anak-anak sehat lainnya.
Beberapa anak mungkin memiliki keterbatasan dalam salah satu indra mereka, seperti pendengaran atau penglihatan, yang mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Anak-anak dengan autisme atau spektrum gangguan lainnya mungkin menunjukkan perilaku berulang dan memiliki keterikatan yang kuat pada rutinitas tertentu.
Memastikan anak berkebutuhan khusus mendapatkan akses terhadap pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pendidikan inklusif memungkinkan anak-anak ini belajar bersama dengan teman sebaya mereka sambil menerima dukungan tambahan jika diperlukan.
Memahami kebutuhan unik setiap anak dan menyediakan program pendukung yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Ini dapat mencakup sesi terapi khusus, pelatihan keterampilan, atau intervensi khusus.
Membangun komunikasi terbuka antara orang tua, guru, dan tenaga kesehatan untuk memantau perkembangan anak dan merencanakan strategi dukungan yang efektif.
Baca Juga: Anak Berkebutuhan Khusus Mengalami Stunting? Ini yang Harus Dilakukan Orangtua Menurut Dokter
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR