Hal ini dapat mengakibatkan peradangan, pembengkakan, dan bahkan abses jika tidak diobati dengan benar.
Solusi: Cukurlah bulu ketiak searah pertumbuhannya untuk mengurangi risiko folikel rambut terjepit.
Jika terjadi peradangan atau pembengkakan, gunakan kompres hangat dan konsultasikan dengan dokter jika kondisinya tidak membaik.
Pencabutan bulu ketiak secara berulang juga dapat menyebabkan hiperpigmentasi, yaitu perubahan warna kulit menjadi lebih gelap di area yang dicukur secara teratur.
Solusi: Gunakan krim pemutih atau krim yang mengandung bahan-bahan seperti asam kojik atau hidrokuinon untuk membantu mengurangi hiperpigmentasi.
Selalu gunakan tabir surya di area ketiak untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari yang dapat memperparah hiperpigmentasi.
Teknik mencabut bulu ketiak yang salah atau tergesa-gesa dapat meningkatkan risiko cedera, seperti sayatan atau luka potensial.
Solusi: Ambil waktu untuk mencukur bulu ketiak dengan hati-hati dan gunakan alat yang tepat untuk mengurangi risiko cedera.
Pastikan untuk memotong bulu ketiak saat kulit dalam keadaan lembab, misalnya setelah mandi, untuk memudahkan proses pencukuran dan mengurangi risiko iritasi.
Mencabut bulu ketiak dapat menjadi bagian dari rutinitas perawatan diri, tetapi penting untuk menyadari risiko yang terkait dengannya.
Dengan mengikuti solusi yang disebutkan di atas, Moms dapat mengurangi kemungkinan bahaya dan menjaga kulit ketiak tetap sehat dan terawat.
Baca Juga: Mitos Bulu Ketiak yang Sering Dicukur Bisa Bertambah Panjang, Padahal Ini Faktanya
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR