Tabloid-Nakita.com - Ketika Mama mengantuk berat saat sedang rapat di kantor, menguap selebar-lebarnya rasanya benar-benar melegakan. Setidaknya, Mama seperti jadi lebih segar, meskipun tidak lama. Tetapi, hal ini lebih baik daripada menahan untuk tidak menguap karena merasa tidak pantas menguap di depan atasan yang sedang sibuk presentasi. Selain itu, Mama tidak ingin setelah menguap, rekan-rekan yang lain jadi ikut berani menguap.
Padahal, tanpa Mama sadari, hal itu akan selalu terjadi. Menurut para peneliti dari Pisa University di Italia, menguap itu menular. Kalau kita ketularan menguap tandanya kita berempati pada orang yang pertama menguap.
Dari penelitiannya selama lima tahun terhadap orang-orang yang mengantuk, para periset mendapati bahwa menguap dipicu oleh faktor-faktor sosial dan jender. Misalnya, seberapa baik kita saling mengenal rekan kita, dan apakah kita dikelilingi oleh laki-laki dan perempuan lain.
Menurut mereka, menular itu seringkali merupakan respons terhadap orang lain yang melakukan hal yang sama. Hal ini menunjukkan kemampuan kita untuk berempati, dan fenomena ini lebih umum terjadi di kalangan perempuan (dari berbagai situasi sosial) ketimbang laki-laki.
Meskipun laki-laki dan perempuan menguap secara spontan pada waktu yang sama, perempuan cenderung untuk balas menguap pada orang lain yang sedang menguap. Karena, mereka lebih baik dalam "meniru" apa yang dilakukan orang lain. Menguap balik dengan ekspresi yang sama terjadi tanpa disadari. Dan jika ada yang balas menguap dalam tiga menit, hal itu menunjukkan bahwa mereka berhasil masuk ke dalam pikiran dan perasaan orang lain. Inilah yang disebut bahwa ketularan menguap merupakan tanda empati.
Tingkat penularan menguap itu juga lebih kerap terjadi di antara teman-teman dan anggota keluarga daripada kenalan biasa.
"Kesimpulan ini bukan hanya menegaskan bahwa penularan menguap itu tergantung kedekatan sosial, tapi juga bahwa fenomena ini dipengaruhi oleh bias jender yang sama yang memengaruhi empati," tutur para peneliti dalam laporannya.
Jadi, kalau Mama merasa lelah dan sedang bersama teman-teman perempuan, jangan heran kalo kuapan Mama langsung menular ketimbang jika Mama sedang bersama teman-teman pria.
(Dini/Marie Claire)
KOMENTAR