Trauma atau pengalaman negatif semacam ini bisa membuat anak menjadi lebih pilih-pilih dalam makanan yang mereka konsumsi.
Lingkungan di sekitar anak juga bisa memengaruhi pola makan mereka.
Misalnya, jika anak sering melihat orang dewasa di sekitarnya memilih-pilih makanan atau sering kali mengkritik makanan tertentu, hal itu bisa membuat anak meniru perilaku tersebut.
Selain itu, tekanan dari teman sebaya atau lingkungan sosial juga bisa memengaruhi pola makan anak.
Pada tahap perkembangan tertentu, anak-anak mulai bereksperimen dengan kontrol diri dan otonomi.
Menolak makanan yang ditawarkan bisa menjadi salah satu cara bagi anak untuk mengekspresikan kontrol atas diri mereka sendiri.
Hal ini sering kali terjadi pada anak yang merasa frustrasi atau tidak nyaman dengan situasi tertentu, seperti saat terjadi konflik antara orang tua dan anak terkait makanan.
Beberapa anak mungkin memiliki keterbatasan sensorik yang membuat mereka lebih sulit menerima makanan baru atau makanan dengan tekstur atau rasa yang berbeda.
Ini bisa disebabkan oleh gangguan sensorik seperti disleksia atau gangguan spektrum autisme.
Anak dengan keterbatasan sensorik sering kali memerlukan pendekatan yang lebih sensitif dan dukungan khusus dalam mengatasi kecenderungan menjadi picky eater.
Stres atau gangguan emosional, seperti perubahan lingkungan, perceraian orang tua, atau masalah di sekolah, juga bisa memengaruhi selera makan anak.
Baca Juga: Ini Peran Ayah dalam Menjaga Keseimbangan Nutrisi pada Ibu dan Anak yang Pilih-pilih Makanan
6 Tips Membujuk Anak Agar Nyaman Menjalani Pemeriksaan dan Perawatan Saat Sakit
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR