Nakita.id - Keputihan adalah cairan yang keluar dari Miss V dan berfungsi untuk membersihkan serta melindungi area tersebut dari infeksi.
Selama kehamilan, keputihan bisa meningkat karena perubahan hormonal. Meskipun biasanya tidak berbahaya, beberapa jenis keputihan bisa menjadi tanda infeksi yang memerlukan perhatian medis.
1. Perubahan Hormon: Selama kehamilan, tubuh memproduksi lebih banyak estrogen yang meningkatkan aliran darah ke area panggul dan merangsang selaput lendir untuk memproduksi lebih banyak cairan.
2. Infeksi Jamur: Infeksi jamur seperti kandidiasis sering terjadi pada ibu hamil karena perubahan hormon dan pH organ intim yang dapat memicu pertumbuhan jamur.
3. Bacterial Vaginosis (BV): BV terjadi ketika keseimbangan bakteri alami di organ intim terganggu, menyebabkan keputihan yang berbau tidak sedap dan berwarna keabu-abuan.
4. Infeksi Menular Seksual (IMS): Beberapa IMS seperti klamidia dan gonore dapat menyebabkan keputihan yang tidak normal.
1. Perubahan Warna dan Tekstur: Keputihan normal biasanya berwarna bening atau putih susu. Jika keputihan berubah menjadi hijau, kuning, atau abu-abu, itu bisa menjadi tanda infeksi.
2. Bau Tidak Sedap: Keputihan dengan bau yang kuat atau tidak sedap bisa menjadi indikasi BV atau infeksi lainnya.
3. Gatal atau Iritasi: Keputihan yang disertai dengan rasa gatal, terbakar, atau iritasi pada area organ intim bisa menjadi tanda infeksi jamur atau IMS.
4. Nyeri saat Buang Air Kecil atau Berhubungan Seks: Jika mengalami nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seks, segera konsultasikan dengan dokter.
1. Menjaga Kebersihan Organ Intim: Cuci area genital dengan air hangat dan hindari penggunaan sabun yang keras atau beraroma kuat yang bisa mengganggu keseimbangan pH pada organ intim.
Baca Juga: Ibu Hamil Makan Seafood, Apakah Boleh? Ini Mitos dan Fakta yang Harus Diketahui
Perbedaan Anak Aktif dan Hiperaktif, Kenali dan Awasi Agar Tidak Disalahartikan
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR