Tabloid-Nakita.com - Janin dikatakan meninggal di dalam kandungan (Intra Uterin Fetal Death) jika usia kehamilan sudah lebih dari 20 minggu, dan janin sudah mencapai berat 500 gram atau lebih. Jika kematian terjadi di bawah usia tersebut, atau terjadi di trimester pertama, disebut keguguran atau abortus.
Ketika janin meninggal, umumnya Mama segera memperlihatkan reaksi penolakan, seperti sakit perut, kontraksi, mual, dan lainnya. Namun bisa saja tanda-tanda ini tidak muncul sehingga Mama telat menyadari bahwa janinnya telah meninggal.
Meski tanda-tanda reaksi penolakan tubuh terhadap kematian janin di kandungan tak selalu muncul, bukan berarti Mama tak dapat mendeteksinya. Untuk mendeteksinya pun, bukan hanya dokter yang bisa melakukannya, Mama pun bisa. Bagaimana cara mendeteksi kematian janin?
1. Gerakan hebat
Sebelumnya Mama mungkin merasakan ada gerakan di perut. Gerakan-gerakan janin yang masih hidup umumnya halus, terpola, dan konsisten. Nah, bila tiba-tiba gerakan-gerakannya terasa berbeda, bisa saja menjadi hebat atau malah sangat lemah, kemudian berhenti di mana bayi sedang sekarat. Karena itu, Mama dianjurkan untuk memerhatikan, bahkan menghitung gerakan-gerakan janin sehingga dapat merasakan jika ada perubahan.
2 Tak ada gerakan janin
Di usia 5 bulan, umumnya janin sudah menunjukkan gerakan-gerakannya. Jika kemudian ia sama sekali tak menunjukkan gerakan-gerakannya, Mama perlu waspada. Sebab, normalnya janin melakukan gerakan minimal 10 kali dalam sehari. Jika tak menunjukkan gerakan, dikhawatirkan ia telah meninggal.
3. Perut tak bertambah besar
Ini mungkin cara mendeteksi kematian janin yang cukup mudah. Rahim membesar jika ada pertumbuhan janin. Begitu sebaliknya, rahim dan perut tak akan membesar jika janin telah meninggal. Sebab, janin yang telah meninggal, tentu pertumbuhannya berhenti dan tak akan membuat rahim membesar.
Mudah-mudahan cara mendeteksi kematian janin ini cukup membantu Mama, ya.
(Irfan Hasuki)
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
KOMENTAR