Nakita.id - Keputihan adalah kondisi umum yang dialami oleh banyak wanita dan merupakan keluarnya cairan dari vagina yang berfungsi untuk membersihkan dan melindungi organ reproduksi.
Namun, keputihan yang berlebihan atau tidak normal dapat menjadi tanda infeksi atau masalah kesehatan lainnya.
Artikel ini akan membahas cara ampuh untuk menghilangkan keputihan secara alami dan medis, serta pencegahan yang dapat dilakukan.
Keputihan normal biasanya berwarna bening atau putih susu, tidak berbau, dan tidak menyebabkan gatal atau iritasi.
Namun, keputihan yang tidak normal dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:
- Infeksi jamur (Candidiasis): Menyebabkan keputihan berwarna putih kental, mirip dengan keju cottage.
- Infeksi bakteri (Bacterial Vaginosis): Menyebabkan keputihan berwarna abu-abu atau putih dengan bau amis.
- Trikomoniasis: Infeksi menular seksual yang menyebabkan keputihan berwarna kuning atau hijau dengan bau tidak sedap.
- Penyakit menular seksual lainnya: Seperti klamidia atau gonore.
- Ketidakseimbangan hormon: Misalnya selama kehamilan, menopause, atau siklus menstruasi.
- Iritasi atau alergi: Terhadap produk kebersihan wanita, deterjen, atau bahan pakaian.
Baca Juga: Bahaya Jika Diabaikan, Ternyata Begini Perbedaan Keputihan Normal dan Tidak Normal
Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi keputihan yang tidak normal, baik secara alami maupun medis:
Manfaat: Yogurt mengandung probiotik yang dapat membantu mengembalikan keseimbangan bakteri baik di vagina.
Cara Penggunaan: Konsumsi yogurt alami tanpa gula setiap hari. Moms juga bisa mengaplikasikan sedikit yogurt pada area vagina yang terinfeksi (setelah berkonsultasi dengan dokter).
Manfaat: Bawang putih memiliki sifat antimikroba dan antiinflamasi yang dapat membantu melawan infeksi.
Cara Penggunaan: Konsumsi 1-2 siung bawang putih mentah setiap hari atau tambahkan dalam makanan. Bisa juga digunakan dalam bentuk suplemen setelah berkonsultasi dengan dokter.
Manfaat: Cuka sari apel dapat membantu mengembalikan pH alami vagina.
Cara Penggunaan: Tambahkan 1-2 sendok makan cuka sari apel ke dalam segelas air hangat dan minum sekali sehari.
Manfaat: Memiliki sifat antimikroba yang dapat membantu melawan infeksi jamur dan bakteri.
Cara Penggunaan: Campurkan beberapa tetes tea tree oil dengan minyak kelapa atau minyak zaitun, lalu aplikasikan secara topikal ke area vagina (hanya untuk penggunaan luar).
5. Konsumsi Air Putih yang Cukup
Manfaat: Air membantu mengeluarkan racun dari tubuh dan menjaga keseimbangan kelembapan tubuh.
Cara Penggunaan: Minumlah setidaknya 8 gelas air sehari.
Baca Juga: Cara Menangani Masalah Bau dan Keputihan pada Miss V yang Mengganggu Rasa Percaya Diri
Manfaat: Digunakan untuk mengobati infeksi bakteri seperti bacterial vaginosis atau penyakit menular seksual.
Cara Penggunaan: Hanya dengan resep dokter. Ikuti petunjuk penggunaan yang diberikan oleh dokter.
Manfaat: Digunakan untuk mengobati infeksi jamur seperti candidiasis.
Cara Penggunaan: Tersedia dalam bentuk krim, tablet, atau supositoria. Gunakan sesuai dengan resep dan petunjuk dokter.
Manfaat: Digunakan untuk mengobati infeksi trikomoniasis.
Cara Penggunaan: Hanya dengan resep dokter. Penting untuk mengikuti dosis yang ditentukan oleh dokter.
- Kebersihan yang Baik: Jaga kebersihan area genital dengan mencuci dengan air hangat dan sabun lembut. Hindari penggunaan produk kebersihan yang mengandung pewangi atau bahan kimia keras.
- Pakaian Dalam yang Tepat: Gunakan pakaian dalam berbahan katun yang dapat menyerap keringat dan menjaga area genital tetap kering. Hindari pakaian dalam yang terlalu ketat.
- Hindari Douching: Douching dapat mengganggu keseimbangan bakteri alami di vagina dan meningkatkan risiko infeksi.
- Makanan Sehat: Konsumsi makanan yang seimbang dan kaya akan probiotik, seperti yogurt, untuk mendukung kesehatan vagina.
- Hindari Penggunaan Produk yang Iritatif: Hindari penggunaan produk seperti pembalut harian, pantyliner, atau tisu basah yang mengandung pewangi dan bahan kimia lainnya.
Baca Juga: Alami Keputihan yang Mengeluarkan Bau Tapi Tak Gatal, Bahayakah dan Apa Penyebabnya?
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR