Misalnya, “Kenapa bukunya robek? Apakah karena berebut dengan teman?” Dengan cara ini, anak menyadari kesalahannya. Setelah mengetahui kesalahannya, libatkan anak untuk memperbaiki kesalahannya, seperti meminta mereka ikut mengelem buku yang sobek.
Orang tua yang selalu mencari alasan untuk kesalahan mereka sendiri akan dicontoh oleh anak. Sebagai contoh, ayah yang beralasan tidak sengaja merusakkan remote TV, padahal anak melihatnya terjatuh, akan membuat anak belajar beralasan saat melakukan kesalahan.
Dongeng dan Cerita Moral
Orang tua juga dapat menggunakan dongeng untuk mengajarkan anak mengakui kesalahan.
Pilih cerita yang menyelipkan pesan moral bahwa mengakui kesalahan adalah tindakan yang terhormat dan bertanggung jawab.
Hindari Memaksa Anak Mengakui Kesalahan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar anak mau mengakui kesalahan.
Jangan menyudutkan anak atau berusaha mencari-cari kesalahannya, karena hal ini bisa membuat anak melakukan tindakan manipulatif.
Alih-alih mengakui kesalahan, mereka mungkin melemparkan kesalahan pada orang lain, terutama jika orang tua sering menghukum mereka setelah mengakui kesalahan.
Orang tua perlu memahami perasaan anak, karena dengan cara ini akan tumbuh rasa aman pada anak. Jika anak merasa aman, mereka akan lebih berani untuk jujur dan mengakui kesalahan.
Anak berhak untuk salah. Melalui kesalahan, mereka akan belajar lebih efektif. Anak yang tidak pernah diberi hak untuk salah tidak akan belajar dari kesalahan mereka, melainkan akan melihatnya sebagai sumber bencana yang harus ditutupi.
Baca Juga: Mengenali Penyebab Kenapa Anak Sering Marah dan Bagaimana Mengatasinya
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR