Penyebab utama kematian ibu sebagian besar adalah kondisi yang sebenarnya dapat dicegah.
Bayi yang lahir di negara berpenghasilan rendah memiliki risiko sepuluh kali lebih tinggi mengalami kematian pada periode neonatal (27 per 1.000) dibandingkan bayi di negara berpenghasilan tinggi.
Pada tahun 2021, sekitar 2,3 juta bayi di seluruh dunia meninggal dalam bulan pertama kehidupannya, yang dikenal sebagai kematian neonatus.
Kematian neonatus ini menyumbang 46% dari total kematian balita, dan mayoritas terjadi pada minggu pertama. Seperti halnya kematian maternal, sebagian besar kematian neonatus juga dapat dicegah.
Malnutrisi pada Ibu Hamil Masih Menjadi Tantangan Serius
Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan bahwa malnutrisi pada ibu hamil masih menjadi tantangan serius.
Hampir 3 dari 10 ibu hamil mengalami anemia, dan 17% memiliki risiko Kurang Energi Kronik (KEK). Malnutrisi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko anemia, hipertensi, keguguran, hingga kematian janin.
Ibu dengan kekurangan gizi kronis berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan retardasi pertumbuhan janin, yang berujung pada konsekuensi jangka panjang, termasuk gangguan kualitas hidup dan peningkatan biaya kesehatan.
Sejak 2021, Kementerian Kesehatan telah mengimplementasikan kebijakan yang menargetkan setiap ibu hamil untuk mendapatkan minimal 6 kali pelayanan masa kehamilan (K6).
Pelayanan ini mencakup pemeriksaan kehamilan minimal sekali pada trimester pertama (K1), dua kali pada trimester kedua, dan tiga kali pada trimester ketiga.
Setidaknya dua dari pemeriksaan ini harus melibatkan dokter, satu kali pada trimester pertama dan satu kali pada trimester ketiga, termasuk pemeriksaan USG. Sebelumnya, standar pemeriksaan kehamilan minimal hanya empat kali.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Survei Kesehatan Indonesia 2023 |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR