Nakita.id - Busana adalah salah satu jati diri sebuah bangsa dan budayanya.
Negara Indonesia bersyukur karena mempunyai kebaya sebagai busana kebanggaan yang bukan hanya dipakai dalam acara resmi bahkan dalam keseharian.
Namun dalam perkembangan zaman modern kini, kebanggaan berkebaya semakin luntur di kalangan perempuan muda yang menilai bahwa berkebaya itu menyulitkan dan membuat mereka terlihat kuno.
Kongres Wanita Indonesia (Kowani) sebagai organisasi federasi perempuan terbesar dan tertua di Indonesia menyadari hal itu.
"Jangan sampai perempuan Indonesia lebih suka baju kebudayaan asing, baju Korea misalnya," jelas Ibu Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd, Ketua Umum Kowani saat ditemui Nakita.id (20/6).
Kowani sendiri menghimpun 104 organisasi wanita di tingkat pusat dengan lebih dari 100 juta anggota dari berbagai latar belakang, profesi, agama, pendidikan, dan budaya.
Sehingga, Kowani menjadi wadah representatif bagi perempuan Indonesia yang patut membanggakan budaya Indonesia pada umumnya dan kebaya pada khususnya.
Dalam perjalanan menaikkan derajat kebaya, pada 4 Agustus 2023, Presiden RI, Joko Widodo, menetapkan 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional, merujuk pada Kongres Wanita Indonesia X yang dihadiri oleh Presiden pertama RI, Ir. Soekarno.
Saat itu, seluruh peserta mengenakan kebaya. Keputusan ini menegaskan pentingnya kebaya sebagai simbol nasional wanita Indonesia.
Kowani merencanakan peringatan Hari Kebaya Nasional pada 24 Juli 2024 di Istora Senayan, Jakarta, dengan harapan kehadiran Presiden Joko Widodo dan sekitar 7.000 perempuan.
Acara ini bertujuan melestarikan kebaya sebagai budaya nasional, memperkuat identitas bangsa, dan meningkatkan aspek ekonomi melalui pengembangan kebaya.
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR