Nakita.id - Banyak sekali bentuk Mom shaming yang membuat para ibu sakit hati bahkan bisa menimbulkan depresi.
Mom shaming adalah fenomena di mana seorang ibu dikritik atau dipermalukan karena cara dia mengasuh anaknya.
Ini bisa terjadi secara langsung, melalui komentar di media sosial, atau bahkan secara halus dalam percakapan sehari-hari.
Mom shaming dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan mental dan emosional seorang ibu, yang pada akhirnya dapat memengaruhi kesejahteraan keluarganya.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah bentuk Mom shaming yang harus dihindari.
Yuk simak!
1. Mom Shaming Terkait Pemberian Makan
Salah satu bentuk moms shaming yang paling umum adalah kritik terhadap cara seorang ibu memberi makan anaknya. Ini termasuk:
- ASI vs. Susu Formula
Banyak ibu merasa tekanan untuk menyusui, dan jika mereka memilih atau harus memberikan susu formula, mereka sering dikritik.
- Makanan Bayi
Baca Juga: Jadi Sumber Ketidakbahagiaan Ibu, Ini Cara Menghadapi Mom Shaming dengan Elegan
Kritik mengenai kapan dan bagaimana memperkenalkan makanan padat sering terjadi. Beberapa ibu mungkin merasa dikritik jika mereka memulai terlalu dini atau terlambat.
- Makanan Sehari-hari
Ibu sering kali merasa dinilai berdasarkan apa yang mereka berikan kepada anak-anak mereka untuk makan. Kritik bisa datang dari pilihan makanan sehat atau junk food.
2. Mom Shaming Terkait Pola Tidur
Pola tidur anak sering menjadi topik hangat di kalangan ibu. Kritik bisa muncul terkait:
- Co-sleeping
Beberapa ibu memilih untuk tidur bersama anak-anak mereka, sementara yang lain menggunakan tempat tidur bayi. Kedua pilihan ini sering kali menjadi sumber kritik.
- Pelatihan Tidur
Metode pelatihan tidur seperti "cry it out" atau metode lainnya sering menjadi perdebatan sengit dan kritik di antara ibu-ibu.
- Waktu Tidur
Jam berapa anak-anak tidur dan berapa lama mereka tidur juga sering menjadi subjek moms shaming.
Baca Juga: Jadi Sumber Ketidakbahagiaan Ibu, Ini Cara Menghadapi Mom Shaming dengan Elegan
3. Mom Shaming Terkait Pekerjaan dan Kehidupan Rumah Tangga
Pilihan antara bekerja atau menjadi ibu rumah tangga juga sering menjadi sumber kritik:
- Ibu Bekerja
Ibu yang memilih atau harus bekerja sering dikritik karena dianggap mengabaikan anak-anak mereka.
- Ibu Rumah Tangga
Sebaliknya, ibu yang tinggal di rumah juga bisa dikritik karena dianggap tidak berkontribusi secara finansial atau tidak memiliki ambisi.
4. Moms Shaming Terkait Gaya Pengasuhan
Setiap ibu memiliki gaya pengasuhan yang unik, tetapi sering kali gaya ini menjadi target kritik:
- Disiplin
Cara mendisiplinkan anak bisa sangat bervariasi, dan ibu sering kali dikritik karena terlalu keras atau terlalu lunak.
- Kegiatan Ekstrakurikuler
Baca Juga: 4 Rekomendasi Bantal Menyusui yang Nyaman dan Ergonomis, Anti Alergi
Berapa banyak kegiatan yang diikuti anak-anak juga bisa menjadi sumber kritik. Ada yang menganggap anak-anak terlalu banyak atau terlalu sedikit terlibat dalam kegiatan.
- Pembelajaran di Rumah vs. Sekolah
Memilih untuk mendidik anak di rumah atau di sekolah tradisional sering kali menjadi topik mom shaming.
5. Mom Shaming Terkait Penampilan dan Kesehatan Anak
Penampilan dan kesehatan anak juga sering kali menjadi subjek kritik tidak adil:
- Berat Badan Anak
Anak yang terlalu kurus atau gemuk sering kali menjadi sumber mom shaming, di mana ibu dikritik karena tidak menjaga pola makan anak.
- Kebersihan dan Pakaian
Anak-anak yang terlihat kotor atau berpakaian kurang pantas juga bisa menjadi sumber kritik terhadap ibu.
- Kesehatan
Ibu yang anaknya sering sakit mungkin merasa disalahkan karena dianggap tidak cukup menjaga kesehatan anak.
Baca Juga: Pola Asuh Anak yang Harus Diterapkan Oleh Para Single Mom Agar Parenting Tak Terasa Berat
Mom shaming adalah fenomena yang merugikan dan tidak adil yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional seorang ibu.
Mengkritik cara orang lain mengasuh anak mereka tidak hanya tidak membantu tetapi juga merusak.
Setiap keluarga memiliki situasi unik, dan penting untuk menghormati perbedaan tersebut.
Daripada mengkritik, kita harus berfokus pada memberikan dukungan, empati, dan bantuan kepada sesama ibu.
Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung dan penuh pengertian, kita dapat membantu ibu merasa lebih percaya diri dan bahagia dalam peran mereka.
Mari kita bekerja sama untuk mengakhiri mom shaming dan mempromosikan budaya dukungan dan empati.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR