Nakita.id - Bulan Suro, yang dikenal sebagai bulan pertama dalam kalender Jawa, merupakan periode yang penuh dengan nilai-nilai tradisional dan kepercayaan khusus.
Bagi banyak masyarakat Jawa, bulan Suro dipandang sebagai waktu yang keramat, di mana berbagai pantangan dan ritual dilaksanakan untuk menjaga keharmonisan dan keselamatan.
Bagi ibu hamil, khususnya, terdapat sejumlah pantangan yang dipercaya harus dihindari untuk memastikan kesehatan ibu dan janin.
Melalui pengalaman kehamilan Erina Gudono, mantan Puteri Indonesia, kita dapat belajar lebih banyak tentang pentingnya mengikuti pantangan saat Suro.
Bulan Suro identik dengan perayaan Tahun Baru Islam (Muharram) dalam kalender Hijriah dan dianggap sebagai bulan yang penuh dengan aura mistis oleh masyarakat Jawa.
Bulan ini sering dikaitkan dengan perenungan, ritual keagamaan, dan kegiatan yang berhubungan dengan spiritualitas.
Pantangan pada bulan Suro berfungsi sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan menjaga keseimbangan alam serta kesejahteraan keluarga.
Berikut adalah beberapa pantangan yang umum diterapkan oleh ibu hamil selama bulan Suro:
Kepercayaan Jawa menyarankan agar tidak mengadakan pernikahan atau acara besar selama bulan Suro.
Diyakini bahwa mengadakan acara besar dapat membawa sial dan ketidakberuntungan bagi keluarga.
Bagi ibu hamil, bepergian jauh selama bulan Suro dianggap tidak baik karena meningkatkan risiko bahaya dan kecelakaan.
Baca Juga: Ibu Hamil Boleh Umroh? Belajar dari Kehamilan Erina Gudono
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR