"Kalau anemia itu jalan lurus menuju kematian ketika ibu melahirkan atau pascamelahirkan dan juga dampak lain yang disebabkan karena kekurangan zat gizi besi," ujar Nina.
Salah satu kebutuhan mikronutrisi yang penting adalah garam beryodium dan zat besi.
Jika asupan zat besi tidak cukup, imbas yang bisa langsung dirasakan adalah lemas dan pusing.
"Jadi bukan sekadar lemah, lesu, ini lebih dari itu.
"Tidak bisa melakukan apa-apa karena oksigen itu tidak bisa dibawa oleh darah merah untuk memasok pada seluruh organ-organ tubuh dan itu mempengaruhi produktivitas," ucap Nina.
Nina menambahkan, penting juga untuk mengintegrasikan pangan terfortifikasi.
"Pemerintah Indonesia sudah memberlakukan tiga fortifikasi pangan wajib, yakni garam beryodium, tepung terigu dengan zat besi, dan minyak goreng dengan vitamin A," ujar Nina.
Namun persoalannya, keberadaan minyak goreng yang terfortifikasi dengan vitamin A saat ini baru mencapai 30 persen.
Sementara untuk tepung terigu, hampir semua telah terfortifikasi dengan zat besi, zinc, dan vitamin lainnya.
Dia menambahkan garam beryodium tersedia di semua pasar.
Namun demikian, tidak semua pedagang di pasar menyarankan kepada pembeli untuk membeli garam beryodium.
Untuk itu, Nina menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang nutrisi sehingga masyarakat bisa memahami pentingnya pemenuhan gizi dalam makanan.
Nina menyampaikan, makanan terfortifikasi hendaknya menjadi bagian dari intervensi pemerintah dalam upaya memenuhi kecukupan gizi masyarakat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Hadapi Beban 3 Lapis Malnutrisi, Pengaruhi Tumbuh Kembang"
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR