Nakita.id - Berikut ini sejumlah berita terpopuler yang dirangkum oleh Nakita pada hari Rabu (31/7/2024).
1. Mitos atau Fakta Minum Air Hangat Bisa Sembuhkan Diabetes, Buktinya?
Diabetes adalah penyakit kronis yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Penyakit ini ditandai oleh kadar gula darah yang tinggi dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan serius jika tidak dikelola dengan baik.
Pengobatan diabetes biasanya melibatkan perubahan gaya hidup, pengobatan, dan pemantauan kadar gula darah secara rutin. Baru-baru ini, ada klaim yang menyatakan bahwa minum air hangat dapat membantu menyembuhkan diabetes. Apakah ini fakta atau hanya mitos?
1. Memahami Diabetes
Sebelum membahas efek air hangat, penting untuk memahami dua jenis utama diabetes: diabetes tipe 1 dan tipe 2.
- Diabetes Tipe 1: Ini adalah kondisi autoimun di mana tubuh tidak memproduksi insulin, hormon yang diperlukan untuk mengatur gula darah. Penderita diabetes tipe 1 harus menggunakan insulin suntik sepanjang hidupnya.
- Diabetes Tipe 2: Kondisi ini lebih umum dan terjadi ketika tubuh tidak cukup menghasilkan insulin atau tidak menggunakan insulin dengan efektif. Diabetes tipe 2 sering terkait dengan gaya hidup tidak sehat, seperti obesitas dan kurangnya aktivitas fisik.
2. Manfaat Minum Air untuk Kesehatan Umum
Air adalah komponen vital bagi tubuh manusia. Mengonsumsi cukup air penting untuk menjaga hidrasi, mendukung fungsi organ, membantu pencernaan, dan mengatur suhu tubuh.
Baca selengkapnya di sini
2. 'Kamu Rindu' Kondisi Kamari Lihat Foto Papa Dali, Langsung Begini
Beginilah kondisi Kamari pasca Papa Dali meninggal dunia. Banyak yang khawatir mengenai Kamari, anak Jennifer Coppen dan Dali Wassink.
Karena Kamari sendiri sangat dekat dengan sosok ayahnya yang kini sudah tiada.
Kondisi baby Kamari akhirnya terungkap setelah mertua Jennifer Coppen unggah video baru mengenai Kamari. Bagaimana kondisi anak Jennifer Coppen? Simak selengkapnya di sini.
Kepergian Dali Wassink, suami dari artis Jennifer Coppen, membawa duka mendalam bagi keluarga dan kerabat dekatnya.
Kematian tragis Dali pada Kamis, 18 Juli 2024, akibat kecelakaan tunggal, meninggalkan luka yang tak terperi bagi keluarga, termasuk putri kecil mereka, Kamari.
Anak pertama dari pasangan ini, Kamari, baru-baru ini melakukan sesuatu yang sangat menyentuh hati, membuat banyak orang terharu dan merasa nyesek.
Momen tersebut terekam dalam sebuah video yang dibagikan ulang melalui akun Instagram @rumpi_gosip pada 27 Juli 2024.
Dalam video tersebut, terlihat Kamari bersama neneknya.
Nenek Kamari menunjukkan sebuah foto mendiang Dali Wassink di layar ponsel, sebuah momen yang mengingatkan kembali akan sosok yang telah tiada.
Baca selengkapnya di sini
Baca Juga: BERITA POPULER: Efek Samping Menopause hingga Cara Mengurangi Keriput di Wajah di Usia 40-an
3. Meski Terlihat Santai, Ternyata Ini Bahaya Menyusui Sambil Tiduran
Menyusui adalah proses alami yang sangat penting untuk memberikan nutrisi terbaik bagi bayi. Selain memberikan manfaat kesehatan yang luar biasa, menyusui juga memperkuat ikatan antara ibu dan bayi.
Namun, penting untuk mengetahui posisi yang aman dan nyaman saat menyusui. Salah satu posisi yang sering dipilih adalah menyusui sambil tiduran.
Meskipun posisi ini bisa terasa nyaman, terutama pada malam hari, ada beberapa bahaya yang perlu diperhatikan, mengutip dari MomJunction.
1. Risiko Tersedak pada Bayi
Menyusui sambil tiduran dapat meningkatkan risiko bayi tersedak. Posisi horizontal bisa membuat aliran susu menjadi terlalu cepat atau tidak terkontrol, yang dapat membuat bayi kesulitan menelan dengan benar.
Jika bayi tersedak, ini bisa menyebabkan masalah pernapasan yang serius dan memerlukan intervensi medis segera.
2. Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS)
Tidur bersama bayi di tempat tidur yang sama saat menyusui dapat meningkatkan risiko Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS). Ketika ibu tertidur saat menyusui dalam posisi tiduran, ada risiko bayi tertindih atau terperangkap di antara bantal atau selimut, yang dapat mengganggu pernapasan mereka dan meningkatkan risiko SIDS.
3. Risiko Infeksi Telinga
Baca selengkapnya di sini
Baca Juga: BERITA POPULER: Nama Bayi Laki-laki Kembar Nuansa Jepang hingga Mengatasi Ketiak Hitam Tanpa Laser
4. Dampak Buruk Screen Time Berlebihan untuk Anak, Awas Rentan Alami Mata Kering
Mata kering merupakan kondisi yang sering dianggap sepele, namun sebenarnya dapat memberikan dampak yang signifikan. Mata kering merupakan penyakit atau kelainan pada permukaan mata yang ditandai dengan hilangnya keseimbangan komponen air mata, adanya ketidakstabilan air mata, peningkatan kekentalan atau osmolaritas, dan kerusakan atau peradangan pada permukaan mata.
Gejala yang dirasakan penderita mata kering umumnya dimulai dengan mata yang tidak nyaman, seperti mengganjal, sering merah, berair, terasa kering, sensasi berpasir, muncul kotoran, terasa lengket, serta kerap mengucek mata.
Penyebab mata kering bisa bermacam-macam, salah satunya adalah penggunaan gawai yang berlebihan. Karena itu, penderitanya pun tidak hanya orang dewasa, tapi juga bisa terjadi pada anak-anak.
Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, menunjukkan sebanyak 36,99 persen anak-anak Indonesia berusia 5-15 tahun sudah memiliki ponsel.
Bahkan, 38,92 persen anak berusia 0-6 tahun di Indonesia telah menggunakan telepon seluler; menegaskan bahwa paparan layar gawai sudah terjadi sejak kanak-kanak.
Sementara itu, menurut Laporan “Revealing Average Screen Time Statistics” dari Backlinko mendapati rata-rata waktu tatap layar atau screen time masyarakat Indonesia mencapai 7 jam 38 menit per hari.
Padahal, penggunaan perangkat elektronik berlayar secara kontinu dengan durasi lama berisiko buruk pada kesehatan, termasuk mata kering.
Dokter Mata Kering dan Lensa Kontak, JEC Eye Hospitals and Clinics, Dr. Niluh Archi S. R., SpM menyampaikan, “Screen time yang berlebih dapat memengaruhi dinamika berkedip anak, seperti berkurangnya frekuensi dan kelengkapan berkedip. Kondisi ini dapat meningkatkan kekeringan permukaan mata yang seiring waktu berpotensi memulai siklus mata kering.”
“Meskipun tidak ada perbedaan mata kering berdasarkan usia, tetapi proses anamnesis pada pasien anak lebih sulit ketimbang pasien dewasa. Anak seringkali belum bisa mendeskripsikan keluhan yang dirasakan secara verbal. Ini yang menjadi tantangan.” sambung dokter yang akrab disapa Manda ini.
Baca selengkapnya di sini
5. Apakah Benar Jika Stunting Berpengaruh pada Kemampuan Sosial Anak?
tunting adalah kondisi di mana anak mengalami pertumbuhan yang terhambat, terutama dalam hal tinggi badan, akibat kekurangan gizi kronis selama periode penting pertumbuhan.
Stunting tidak hanya berdampak pada fisik anak, tetapi juga pada perkembangan kognitif dan sosialnya. Berikut adalah beberapa pengaruh stunting pada kemampuan sosial anak.
1. Keterlambatan Perkembangan Bahasa
Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki perkembangan bahasa yang lebih lambat. Keterlambatan ini dapat menghambat kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan teman sebaya dan orang dewasa, yang pada akhirnya mempengaruhi kemampuan sosial mereka.
Bahasa adalah alat penting dalam interaksi sosial, dan tanpa kemampuan bahasa yang memadai, anak mungkin merasa kesulitan untuk membangun hubungan sosial yang sehat.
2. Kemampuan Kognitif yang Rendah
Stunting sering kali dikaitkan dengan keterlambatan perkembangan kognitif. Anak-anak yang mengalami stunting mungkin kesulitan dalam memecahkan masalah, berfikir kritis, dan memahami konsep-konsep baru.
Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sebaya, serta dalam memahami dan mengikuti aturan sosial.
3. Kepercayaan Diri yang Rendah
Baca selengkapnya di sini
Berikan Pengetahuan Mengenai Produksi Pakaian Dalam dengan Cara Edukatif, Rider Resmikan Establishment Underwear Factory di KidZania Jakarta
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR