Nakita.id - Memilih nama untuk bayi perempuan yang lahir di bulan September dengan nuansa Islami adalah langkah yang penuh makna.
Selain mencerminkan nilai-nilai Islam, nama-nama ini juga bisa menjadi doa dan harapan baik bagi si kecil.
Berikut beberapa pilihan nama yang bisa dipertimbangkan.
Arti: Safira berarti "permata" atau "batu mulia" dalam bahasa Arab. Nama ini melambangkan keindahan dan kekuatan, sangat cocok untuk bayi perempuan yang diharapkan menjadi sosok berharga dalam keluarga.
Arti: Mahira dalam bahasa Arab berarti "cerdas" atau "pandai". Nama ini mengandung harapan agar sang anak tumbuh menjadi perempuan yang cerdas dan bijaksana.
Arti: Nabila berarti "mulia" atau "terhormat". Nama ini sangat Islami dan sering dipilih untuk menunjukkan sifat luhur dan mulia yang diharapkan ada pada anak perempuan.
Arti: Zahira dalam bahasa Arab berarti "bercahaya" atau "bersinar". Nama ini melambangkan harapan agar si kecil selalu membawa cahaya kebaikan dalam hidupnya dan di sekitarnya.
Baca Juga: 10 Nama Bayi Perempuan Islam yang Lahir Tepat di Perayaan Hari Besar Islam Beserta Artinya
Arti: Hafiza berasal dari kata "Hafiz", yang berarti "penjaga" atau "penghafal Al-Quran". Nama ini sangat cocok bagi orang tua yang berharap anaknya kelak menjadi perempuan yang menjaga dan mengamalkan ajaran agama dengan baik.
Arti: Qamara berarti "bulan" dalam bahasa Arab. Nama ini sangat sesuai bagi bayi perempuan yang lahir di bulan September, menggambarkan keindahan dan ketenangan seperti sinar bulan.
Arti: Salma dalam bahasa Arab berarti "damai" atau "tenang". Nama ini mengandung doa agar sang anak tumbuh menjadi pribadi yang penuh kedamaian dan membawa ketenangan bagi orang-orang di sekitarnya.
Arti: Laila berarti "malam" dalam bahasa Arab. Nama ini menggambarkan keindahan malam yang tenang dan misterius, sangat cocok untuk bayi perempuan yang lahir di malam hari di bulan September.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR