Jangan selalu memaksakan penyelesaian masalah dalam satu percakapan. Beri suami waktu untuk berpikir dan merenung tentang apa yang telah dibicarakan.
Bisa jadi, setelah beberapa waktu, suami akan lebih siap untuk berdiskusi lagi dengan kepala dingin dan pemikiran yang lebih terbuka.
Dengan memberikan ruang, Moms juga menunjukkan bahwa menghargai proses berpikirnya dan tidak memaksakan kehendak. Sikap ini bisa membangun rasa saling menghargai yang lebih dalam.
Sikap keras kepala sering kali disebabkan oleh keengganan untuk berkompromi.
Jika Moms menghadapi suami yang keras kepala, mungkin kalian juga perlu bersikap lebih fleksibel.
Cobalah mencari jalan tengah di mana kedua belah pihak bisa merasa nyaman.
Tanyakan pada diri sendiri apakah ada hal-hal yang bisa Moms kompromikan untuk mencapai solusi yang memuaskan kedua belah pihak.
Misalnya, jika Moms dan suami berbeda pendapat tentang masalah keuangan, mungkin kalian bisa berkompromi dengan menentukan anggaran yang disepakati bersama, di mana masing-masing pihak mendapatkan apa yang diinginkan tanpa melanggar batasan yang telah ditetapkan.
Humor bisa menjadi cara yang efektif untuk meredakan ketegangan dalam diskusi yang memanas.
Terkadang, momen lucu atau tawa kecil dapat membantu mengurangi ketegangan dan membawa percakapan kembali ke jalur yang lebih santai.
Dengan cara ini, Moms bisa menyikapi situasi tanpa menimbulkan konflik lebih lanjut.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR