Pada Mei 2022, Raja Salman dirawat di rumah sakit untuk menjalani kolonoskopi dan tinggal lebih dari seminggu di rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut serta mendapatkan waktu istirahat yang diperlukan.
Pada kesempatan tersebut, pernyataan resmi dari kerajaan menegaskan bahwa pemeriksaan tersebut berhasil dilakukan tanpa ada komplikasi serius.
Sebelumnya, pada Maret 2022, ia juga dirawat untuk mengganti baterai alat pacu jantungnya, sebuah tindakan medis yang berhasil dan dilaporkan tidak menimbulkan masalah kesehatan lebih lanjut.
Selain itu, Raja Salman juga pernah menjalani operasi pengangkatan kantung empedu pada tahun 2020.
Berbagai prosedur medis yang telah dijalaninya selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa sang raja telah menghadapi tantangan kesehatan yang tidak sedikit di usia lanjutnya.
Meskipun demikian, kerajaan selalu berusaha menampilkan citra bahwa kondisi kesehatan Raja Salman stabil dan ia mampu menjalankan tugas-tugas kenegaraan.
Seiring bertambahnya usia Raja Salman dan tantangan kesehatan yang dihadapinya, Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) semakin mengambil peran signifikan dalam memimpin kerajaan.
MBS, yang kini berusia 39 tahun, diangkat menjadi Putra Mahkota pada tahun 2017 dan sejak saat itu menjalankan banyak tanggung jawab pemerintahan sehari-hari.
Pada tahun 2022, Raja Salman mengangkat MBS menjadi Perdana Menteri, posisi yang memungkinkan sang pangeran untuk memimpin pemerintahan secara efektif.
Sebagai pemimpin de facto, MBS memainkan peran penting dalam menetapkan arah kebijakan domestik dan luar negeri Arab Saudi.
Ia terkenal dengan Visi 2030, sebuah rencana ambisius untuk mengurangi ketergantungan Arab Saudi pada minyak dan mendiversifikasi perekonomian negara.
Baca Juga: Obat Pneumonia yang Tersedia di Apotek Sesuai Anjuran Dokter Berdasarkan Penyebabnya
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR