Banjir bandang dapat terjadi di daerah-daerah dengan topografi rendah, seperti beberapa bagian Sumatra Selatan, Lampung, dan Kalimantan Barat.
Tanah longsor berpotensi terjadi di daerah-daerah pegunungan dan perbukitan yang curah hujannya tinggi, seperti di wilayah Sumatra Barat, Jawa Barat, dan Papua.
Oleh karena itu, masyarakat yang tinggal di area rentan longsor, terutama di daerah-daerah dengan lereng curam, disarankan untuk meningkatkan kewaspadaan dan siap dievakuasi jika diperlukan.
Selain banjir dan longsor, angin kencang yang kerap menyertai hujan lebat juga bisa menyebabkan kerusakan infrastruktur.
Di beberapa kota, angin kencang dapat merobohkan pohon, baliho, dan bahkan merusak atap rumah.
Oleh karena itu, BMKG mengingatkan masyarakat untuk memastikan keamanan lingkungan sekitar, misalnya dengan memotong dahan pohon yang rapuh dan memeriksa kondisi atap rumah.
BMKG mengimbau masyarakat untuk memantau perkembangan cuaca melalui kanal resmi BMKG seperti aplikasi mobile, situs web, dan media sosial resmi mereka.
Informasi cuaca terkini sangat penting untuk membantu masyarakat mempersiapkan diri terhadap cuaca ekstrem.
Selain itu, BMKG juga menganjurkan untuk melakukan langkah-langkah antisipatif berikut:
- Periksa saluran air: Pastikan saluran air di sekitar rumah tidak tersumbat agar aliran air hujan dapat mengalir dengan lancar dan mengurangi risiko banjir.
- Siapkan tas evakuasi: Untuk warga yang tinggal di daerah rawan banjir atau longsor, sangat disarankan untuk menyiapkan tas evakuasi berisi barang-barang penting seperti dokumen, pakaian, obat-obatan, dan peralatan darurat.
Baca Juga: Cuaca Minggu 6 Oktober 2024, Manakah Wilayah yang Alami Hujan Lebat?
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR