Inflasi adalah faktor lain yang memengaruhi harga emas. Saat inflasi tinggi, daya beli mata uang menurun, dan banyak orang beralih ke emas sebagai bentuk pelindung nilai aset.
Dengan demikian, harga emas cenderung meningkat saat inflasi melonjak.
Oleh karena itu, saat inflasi mulai merangkak naik, biasanya adalah waktu yang baik untuk membeli emas, karena nilainya akan terus meningkat seiring waktu.
Moms juga bisa memperhatikan kebijakan bank sentral, seperti Bank Indonesia atau Federal Reserve di Amerika Serikat.
Jika kebijakan moneter lebih cenderung inflasioner, seperti penurunan suku bunga atau kebijakan pencetakan uang, harga emas kemungkinan besar akan naik.
Banyak investor pemula yang tergoda untuk membeli emas ketika harganya melonjak tajam, dengan harapan harga akan terus naik.
Namun, ini bisa menjadi kesalahan besar. Ketika harga emas melonjak dengan cepat, biasanya itu sudah terlalu terlambat untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari pembelian tersebut.
Sebaliknya, harga emas mungkin akan segera terkoreksi dan turun kembali ke tingkat yang lebih wajar.
Oleh karena itu, Moms perlu bersabar dan tidak terburu-buru membeli saat harga sedang dalam tren naik yang tajam.
Lebih baik menunggu hingga harga stabil atau turun sedikit sebelum memutuskan untuk membeli.
Salah satu strategi terbaik untuk memaksimalkan keuntungan dari investasi emas adalah dengan membeli emas secara berkala atau yang dikenal sebagai dollar cost averaging.
Baca Juga: 7 Jenis Investasi Terbaik untuk Ibu Rumah Tangga, Tetap Cuan di Rumah
BERITA POPULER: Ciri-ciri Selingkuhan Paula Verhoeven hingga Vista Putri Dendam Pada Istri Baim Wong
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR