Nakita.id - Aktris senior Korea Selatan, Kim Soo Mi meninggal dunia di usia 73 tahun.
Kim Soo Mi merupakan aktris legendaris yang sudah berkarya selama lebih dari 50 tahun di industri dunia hiburan.
Kim Soo Mi meninggal dunia pada hari Jumat (25/10/2024) pukul 8 pagi waktu Seoul, Korea Selatan.
Sang aktris dilarikan ke rumah sakit St. Mary Hospital dan dinyatakan meninggal dunia di UGD.
Media Korea Selatan melaporkan bahwa penyebab Kim Soo Mi meninggal dunia adalah serangan jantung.
Kini, polisi masih menyelidiki lebih lanjut mengenai kematian pemeran "Barefoot Kibong" tersebut.
Pada Mei 2024 kemarin, Kim Soo Mi sempat menjalani rawat inap di rumah sakit.
Semua kegiatannya dihentikan karena kelelahan berkepanjangan yang dirasakna sang aktris.
Saat itu, Kim Soo Mi sedang dalam proyek musikal berjudul 'My Mother'.
Sebagai informasi, Kim Soo Mi lahir pada 3 September 1951.
Tahun ini, usianya menginjak 73 tahun. Namun jika dilihat dari usia Korea Selatan, Kim Soo Mi diberitakan meninggal pada usia 75 tahun.
Baca Juga: Adik Ungkap Dugaan Penyebab Marissa Haque Meninggal Dunia, Bukan Serangan Jantung
Berkaca dari penyebab meninggalnya Kim Soo Mi, apa tanda atau gejala penyakit jantung pada wanita?
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini gejala serangan jantung pada wanita yang harus diwaspadai.
Pada wanita, rasa nyeri atau tekanan di dada merupakan gejala paling umum dari serangan jantung, namun rasa sakit ini mungkin tidak terlalu parah atau bahkan hilang-timbul.
Wanita sering kali merasakan tekanan, sesak, atau rasa terbakar di dada, tetapi tidak selalu disertai dengan nyeri tajam seperti yang umum terjadi pada pria.
Rasa tidak nyaman ini biasanya terjadi di bagian tengah dada dan dapat berlangsung lebih dari beberapa menit atau muncul dan hilang secara bergantian.
Sesak napas adalah gejala lain yang umum pada wanita saat mengalami serangan jantung. Hal ini dapat terjadi baik saat sedang istirahat maupun beraktivitas ringan.
Sesak napas sering kali muncul bersama dengan rasa tidak nyaman di dada, tetapi bisa juga terjadi tanpa adanya nyeri dada.
Pada beberapa wanita, sesak napas juga bisa disertai dengan keringat dingin yang muncul tiba-tiba.
Nyeri yang menjalar ke lengan kiri adalah gejala serangan jantung yang cukup umum, tetapi pada wanita, rasa nyeri ini juga bisa terjadi di area lain seperti leher, punggung bagian atas, atau rahang.
Rasa nyeri ini bisa tiba-tiba muncul dan membuat wanita salah mengira gejala ini sebagai tanda kelelahan atau nyeri otot biasa.
Nyeri di bagian belakang atau punggung atas, terutama yang terjadi tanpa sebab yang jelas, perlu diwaspadai sebagai gejala serangan jantung.
Baca Juga: Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung, Belajar dari Zhang Zhi Jie
Kelelahan yang tiba-tiba dan berlebihan, terutama jika tidak berhubungan dengan aktivitas fisik, juga bisa menjadi tanda serangan jantung pada wanita.
Banyak wanita mengabaikan gejala ini karena merasa kelelahan adalah hal yang wajar, terutama setelah beraktivitas.
Namun, kelelahan ekstrem yang tidak wajar, disertai dengan gejala lain seperti sesak napas atau pusing, bisa menjadi tanda peringatan adanya masalah jantung.
Mual, muntah, atau gangguan pencernaan lainnya juga sering dialami wanita saat mengalami serangan jantung.
Gejala ini sering kali disalahartikan sebagai gejala maag atau gangguan pencernaan biasa.
Meskipun tidak semua mual dan muntah berarti serangan jantung, jika terjadi bersamaan dengan rasa nyeri dada atau sesak napas, gejala ini tidak boleh diabaikan.
Jika Moms atau seseorang yang kalian mengalami gejala-gejala di atas, segera cari bantuan medis.
Menghubungi layanan darurat atau pergi ke rumah sakit adalah langkah penting untuk mendapatkan penanganan yang cepat.
Semakin cepat serangan jantung ditangani, semakin besar peluang untuk sembuh dan terhindar dari kerusakan jantung yang lebih parah.
Mengenali gejala serangan jantung khusus pada wanita dan tidak mengabaikannya adalah kunci untuk mencegah dampak serius dari kondisi ini.
Baca Juga: Inilah Pertolongan Pertama yang Bisa Menyelamatkan Nyawa saat Serangan Jantung! Simak Rahasianya
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR