“Saya gak mau jawab, takut. Mohon didoain aja, kadang-kadang apa yang saya lakuin, ngomong salah, gak ngomong salah, apa pun salah,” katanya.
Hal ini menunjukkan bahwa perceraian ini bukanlah keputusan yang mudah bagi Baim, yang tampaknya masih merasa tertekan oleh berbagai opini dan spekulasi di media sosial maupun pemberitaan.
Kehati-hatian Baim Wong dalam membahas perceraian ini mungkin didasari keinginan untuk menjaga privasi, terutama terkait anak-anak mereka.
Sebagai public figure, setiap perkataan yang ia lontarkan akan diperhatikan dan bisa disalahartikan.
Maka, Baim memilih untuk membatasi informasi yang ia sampaikan kepada publik.
Meski begitu, ia memastikan bahwa bukti dan penjelasan yang mungkin diperlukan akan disampaikan di persidangan, bukan melalui media.
Menurut Kepala Humas Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Taslimah, gugatan cerai yang diajukan Baim Wong hanya mencakup perceraian dan hak asuh anak.
Tidak ada klaim atau sengketa terkait harta gana-gini dalam gugatan tersebut.
“Pemohon juga meminta untuk menjadi pengasuh anak dari termohon,” ungkap Taslimah, mengindikasikan bahwa Baim juga mengajukan permintaan untuk mendapatkan hak asuh atas anak-anak mereka.
Absennya sengketa harta gana-gini dalam gugatan ini menandakan bahwa proses perceraian ini tidak terfokus pada pembagian aset, melainkan lebih pada pengaturan kehidupan anak-anak mereka ke depannya.
Keputusan Baim untuk tidak mengajukan tuntutan harta benda juga menunjukkan bahwa ia ingin mengedepankan kepentingan anak-anak dalam proses ini.
Baca Juga: Kesaksian Teman Baim Wong, Lihat Paula Verhoeven Matanya Sembab Saat Bersama Nico Surya
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR