Nakita.id - Data terbaru menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia masih berada pada angka 21,5% pada tahun 2023 dan belum mencapai target penurunan pada akhir 2024.
Pemerintah menargetkan penurunan prevalensi menjadi 18% pada tahun 2025.
Untuk mewujudkan target tersebut, diperlukan kerja sama yang solid antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Woro Srihastuti Sulistyaningrum, yang biasa dipanggil Lisa, menegaskan pentingnya Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) dalam mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia.
Hal ini disampaikan dalam acara Diseminasi Temuan Awal Studi Action Against Stunting Hub Indonesia dan Diskusi Kebijakan Percepatan Penurunan Stunting yang diadakan oleh SEAMEO RECFON di Hotel Grand Melia Jakarta Selatan.
Dalam kesempatan tersebut, Deputi Lisa menjelaskan bahwa PAUD HI memiliki peran strategis dalam menurunkan angka stunting, terutama pada fase 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang meliputi masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.
Pendekatan ini tidak hanya fokus pada pendidikan, tetapi juga mencakup aspek kesehatan, gizi, pengasuhan, perlindungan, serta stimulasi dini untuk memastikan anak tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pendekatan PAUD HI berlandaskan pada Nurturing Care Framework (NCF), yang terdiri dari lima komponen utama: Kesehatan, Gizi, Keselamatan dan Keamanan, Pengasuhan yang responsif, serta Kesempatan untuk belajar.
Deputi Lisa menambahkan, keberhasilan PAUD HI dalam mengurangi angka stunting harus melibatkan perhatian terhadap semua komponen dalam NCF secara menyeluruh, mulai dari aspek hulu hingga hilir.
Kolaborasi antar komponen ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak yang optimal.
Untuk itu, penting memastikan anak-anak mendapatkan akses pada makanan sehat dengan menjaga rantai pasokan pangan yang efisien, memastikan produksi dan distribusi pangan berkualitas, serta pengolahan dan penyajian makanan yang memenuhi standar gizi.
Baca Juga: Apa Perlu Anak Masuk PAUD? Ini Manfaat dan Tantangan Pendidikan Dini
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR