Nakita.id - Kelenjar tiroid adalah organ kecil berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di bagian depan leher. Meski ukurannya kecil, kelenjar ini memiliki peran besar dalam mengatur berbagai fungsi tubuh melalui produksi hormon tiroid.
Gangguan pada kelenjar tiroid dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari kelelahan kronis hingga gangguan metabolisme yang serius. Oleh karena itu, deteksi dini gangguan tiroid menjadi langkah penting untuk menjaga kualitas hidup dan kesehatan secara menyeluruh.
Deteksi dini sangat penting karena gangguan tiroid sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas pada tahap awal. Jika tidak segera didiagnosis, gangguan ini dapat berkembang dan memicu komplikasi serius seperti penyakit jantung, gangguan kesuburan, osteoporosis, dan bahkan gangguan mental.
PT Merck Tbk (Merck) mendukung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dalam memperluas akses skrining gangguan tiroid sebagai langkah strategis meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Melalui program ini, sebanyak 80 ribu tes Thyroid Stimulating Hormone (TSH) akan didistribusikan ke puskesmas di tujuh wilayah dengan prevalensi gangguan tiroid tinggi, yakni Deli Serdang, Jakarta, Malang, Makassar, Medan, Cirebon, dan Surabaya.
Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D. menyatakan, “Gangguan tiroid kerap tidak terdeteksi hingga menimbulkan dampak yang serius. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi langkah krusial untuk mencegah komplikasi dan memastikan penanganan yang tepat sejak dini. Kementerian Kesehatan mengapresiasi dukungan Merck dalam penyediaan alat pemeriksaan TSH di berbagai Puskesmas di Indonesia. Inisiatif ini merupakan bentuk nyata kolaborasi lintas sektor untuk memperluas akses layanan kesehatan di tingkat primer."
Data menunjukkan, gangguan tiroid di Asia Pasifik memiliki prevalensi tinggi dengan sekitar 11% populasi dewasa menderita hipotiroidisme, dibandingkan angka global yang hanya 2-4%. Data ini menegaskan pentingnya deteksi dini dan edukasi berkelanjutan bagi masyarakat.
Presiden Direktur PT Merck Tbk, Evie Yulin menambahkan, “Merck percaya bahwa tes tiroid sederhana dalam Program Deteksi Dini Gangguan Tiroid ini bisa menjadi game changer untuk menolong jutaan pasien yang belum terdiagnosis. Merck memiliki semangat untuk terus menjadi mitra strategis pemerintah dalam meningkatkan kesadaran dan deteksi dini bagi masyarakat Indonesia. Dukungan ini juga sejalan dengan Manifesto Tiroid Merck, sebuah ajakan pemeriksaan gangguan tiroid skala besar untuk mendiagnosis lebih dari 50 juta orang yang hidup dengan hipotiroidisme pada tahun 2030.”
Program ini juga mendapat dukungan dari komunitas pasien tiroid Indonesia, Pita Tosca. Ketua dan pendirinya, Astriani Dwi Aryaningtyas mengatakan, “Sebagai pejuang tiroid, memiliki gejala klinis dan faktor risiko gangguan tiroid itu dapat menurunkan kualitas hidup individu. Gangguan tiroid yang tergolong sebagai penyakit tidak menular, terkadang memiliki gejala klinis yang tidak nampak, namun berdampak signifikan (invisible illness).
Seperti yang kita ketahui, kelenjar tiroid berukuran kecil, kendati demikian manfaatnya sangat besar untuk metabolisme tubuh membuat kami sebagai pasien tiroid merasa sudah waktunya Pemerintah dan banyak pihak pemerhati gangguan tiroid memiliki gerakan untuk mendukung adanya peningkatan kualitas hidup pejuang tiroid.”
Lebih lanjut, ia pun menambahkan, “Sebagai pasien tiroid sangat mendukung program skrining gangguan tiroid (TSH) ini karena dapat meningkatkan diagnosis gangguan tiroid di Indonesia, yang saat ini masih tergolong rendah. Sebagai tindak lanjut dari program skrining tersebut, Pita Tosca sebagai organisasi pasien berharap bahwa akses terhadap pengobatan gangguan tiroid dapat terus ditingkatkan, terutama mengingat pilihan pengobatan melalui jaminan kesehatan nasional (JKN) yang masih terbatas.
Deteksi dini melalui skrining adalah langkah penting untuk mengelola kondisi ini secara efektif. Pita Tosca berkomitmen untuk bekerja sama dengan semua pihak dan menyuarakan kepada pemangku kepentingan bahwa setiap individu memiliki kesempatan untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang mereka butuhkan.”
Baca Juga: 5 Manfaat Bawang Merah dan Cara Mengolahnya untuk Atasi Flu pada Anak
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR