Tabloid-Nakita.com - Ketika Marti sedang menyanyikan seutas lirik lagu All of Me milik John Legend, yaitu, “Cause all of me...”, tiba-tiba si kecil menirukan lirik tersebut. Batita Anda rupanya menganggap nadanya yang naik terdengar lucu. “Lo miiiii...” tirunya sambil lalu tertawa terbahak-bahak.
Anda yang menganggapnya lucu lalu mengulang baik tersebut, dan setiap kali si kecil menirukannya sambil tertawa. Ia makin senang ketika Anda pun meresponsnya sambil tertawa. Ia tak bosan-bosannya mengulang lagu itu sambil tertawa.
Barangkali Anda terheran-heran mengapa si kecil mudah sekali tertawa. Ketika masih bayi ia bisa tertawa terbahak-bahak melihat Anda meremas-remas kertas, atau setiap kali Anda mengucapkan “Dor!” saat menyanyi Balonku.
Sejumlah penelitian dari Cardiff University di Inggris mengungkapkan bahwa pengakuan orangtua dan pengasuh tentang sesuatu yang lucu adalah petunjuk utama yang digunakan anak untuk memahami humor. Saat itu batita mulai belajar melucu. Meniru adalah tahap anak belajar, di mana anak usia satu tahun pun sudah mulai meniru orang lain. Di usia dua tahun, mereka bahkan sudah mampu membedakan apa yang lucu dan apa yang tidak.
Faktor penting lainnya yang dibutuhkan si batita untuk belajar melucu adalah Anda sendiri. Mereka memelajarinya dari orang dewasa yang menunjukkan perilaku yang lucu dan sering tertawa.
Batita yang melihat orangtuanya menggunakan tipe humor tertentu dan mendapat feedback yang positif akan menginginkan pengakuan yang sama, demikian menurut Lindsay Barton, terapis anak dan spesialis perkembangan anak di Toronto. Itu sebabnya anak senang mengulang-ulang joke yang direspons baik oleh orangtuanya.
“Usia 12 sampai 36 bulan adalah masa di mana kebanyakan batita mulai mengembangkan ketrampilan antarpribadinya. Humor adalah bagian dari bagaimana mereka memilih untuk mencari perhatian,”ujar Barton.
Anak-anak akan mengamati ekspresi orang dewasa untuk memastikan apa yang mereka lakukan mendapat reaksi yang mereka inginkan. Mereka juga meniru perilaku teman-teman seusianya, dan saling memandang untuk mendapatkan pengakuan. Bagian penting dari fase si batita mulai belajar melucu adalah, ketika menerima pengakuan bahwa perbuatannya memang lucu.
Uniknya, anak-anak bisa membedakan antara humor dan kecelakaan di usia dua tahun. Misalnya, kecelakaan adalah ketika ayah tanpa sengaja menumpahkan air minum di gelas sambil berkata, “Yaaah....” Ketika si ayah dengan sengaja menumpahkan air ke mana-mana, batita pun bisa merasakan bahwa itu hal yang lucu, bukan suatu ketidaksengajaan. (*)
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
KOMENTAR