Tabloid-nakita.com – Sebagai orangtua, Mama tentu ingin agar anak Mama yang masih batita bisa berperilaku baik dan sopan, misalnya bersedia berbagi mainan atau benda favorit. Meski hal itu tampak sulit diterapkan, bukan berarti si kecil mustahil mau melakukannya. Agar si kecil belajar berbagi, ada baiknya Mama melakukan sejumlah hal berikut.
Yang pertama, ingatlah bahwa ketika buah hati Mama menolak untuk berbagi mainan favoritnya (atau bahkan mainan yang tidak begitu ia sukai), jangan langsung mencapnya sebagai anak yang egois—dia hanya berlaku sama seperti yang dilakukan anak-anak seusianya. Berbagi adalah kemampuan yang masih perlu dia kembangkan hingga beberapa tahun mendatang. Sementara saling berebut mainan adalah hal yang lebih umum terjadi. Memang tidak menyenangkan saat melihat buah hati Mama merebut suatu mainan dan kemudian berteriak “Punyaku!” Tapi, saat tengah bermain dengan batita lain, dia pasti bukan satu-satunya yang melakukan hal itu.
Anak-anak belajar dengan meniru apa yang mereka lihat, karena itu cobalah untuk menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk mencontohkan kepada si kecil cara berbagi. Tawari dia makanan Mama atau beri dia kesempatan untuk membantu saat Mama asyik menghias kue. Jangan lupa saat melakukannya, gunakanlah kata “berbagi”. (“Mama sedang makan roti yang enak dan ingin berbagi denganmu. Kamu mau?”) Ketika si kecil mulai berusaha untuk berbagi, beri ia pujian. Sedikit demi sedikit, ia akan merasa senang dengan dorongan positif Mama dan merasa terdorong untuk kembali melakukan hal yang tampaknya membuat Mama merasa senang tersebut. Tak dibutuhkan waktu yang terlalu lama agar si kecil belajar berbagi secara alami.
Batita sering melakukan “proto-sharing”—memamerkan sebuah benda kepada orang lain dan mengizinkan mereka untuk memakainya tapi tidak benar-benar melepaskannya. Meski hal itu tidak tampak seperti berbagi, sebenarnya itu merupakan langkah besar sebelum si kecil benar-benar mau berbagi, jadi dukung terus dia. Mama bisa mengatakan, “Wah, kamu menunjukkan mainan telepon-teleponanmu ke Aksa, ya. Pinter, deh!” Selanjutnya, saat si kecil mulai asyik dengan mainan yang lain, Mama bisa memintanya untuk meminjamkan mainan telepon–teleponannya kepada temannya tadi, dan memberinya pujian saat dia melakukannya. Tak masalah apakah temannya memang menginginkan mainan itu atau tidak, karena tujuan Mama di sini adalah agar si kecil mempraktikkan cara berbagi dan mendapatkan pujian karenanya.
Salah satu kiat agar si kecil tidak menjadi marah saat diminta berbagi adalah dengan membiarkannya menyembunyikan beberapa mainan kesukaannya sebelum teman-temannya datang. Katakan kepadanya bahwa mainan-mainan tadi adalah mainan yang tidak perlu dia pinjamkan, kemudian simpan mainan tersebut. Yang penting pastikan sang buah hati mengetahui kalau mainan yang tidak disembunyikan boleh dipinjam oleh semua temannya. Jika ia tidak mau menyembunyikan mainan kesukaannya tapi Mama tahu dia akan sulit berbagi mainan itu, Mama bisa mempertimbangkan untuk membeli mainan yang sama kalau memang harganya tidak mahal.
Jika mainan hanya akan membuat anak-anak bertengkar, akan lebih baik jika Mama menyingkirkan semua mainan dari pandangan dan mengajak anak Mama dan teman-temannya untuk mengerjakan hal lain, seperti bermain masak-masakan atau menggambar. Dengan begitu, mereka tetap bisa melakukan kegiatan menyenangkan bersama-sama tanpa harus saling berebut.
Ingatlah untuk tidak pernah memarahi anak Mama, terutama yang masih batita, apabila dia tidak mau berbagi. Cukup tunjukkan rasa kecewa dan sedih Mama saat ia tidak mau berbagi, tapi jangan lebih dari itu. Jangan membesar-besarkannya, Mama tidak mau kan masalah berbagi menjadi sumber pertengkaran dengan si kecil. Jadi, biarkan dia belajar berbagi dengan teman-temannya. Saat si kecil tidak mau berbagi, temannya akan menunjukkan betapa sedihnya ia, dengan cara-cara yang tidak bisa dipastikan, dan anak Mama akan belajar bahwa adakalanya tidak mudah untuk bisa menjadi teman yang baik.
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR