Tabloid-Nakita.com – Mengatakan "tidak" pada anak terkadang sulit bagi Mama, karena itu artinya menolak keinginannya. Hal ini Mama lakukan demi menumbuhkan kedisiplinan pada anak, tapi kok membuat suasana jadi ribut ya?
Menurut psikolog sekaligus penulis buku Ending Rude Behaviour in Your Kids, Audrey Ricker, mengatakan "tidak" pada anak terlalu banyak juga tidak baik karena anak merasa gerak-geriknya jadi dibatasi. Akibatnya, kreativitas anak jadi terhambat atau ia sendiri yang mogok beraktivitas. Jadi bagaimana cara mengatakan "tidak" pada anak tanpa membuatnya mogok?
1. “Mama tahu kamu suka es krim, tetapi terlalu banyak juga tidak baik”
Cara ini jauh lebih baik dibanding menjanjikan makan es krim di kemudian hari (padahal Mama tetap akan melarang anak makan es krim). “Anak tidak paham akan waktu. Ia hanya menginginkan hal tersebut saat itu juga. Maka dari itu, orangtua perlu memberikan pengganti yang jauh lebih baik,” ujar psikolog David Walsh, PhD.
2. “Makanan itu untuk dimakan, bukan untuk dimainkan”
Memberitahu manfaat sesuatu hal kepada si kecil jauh lebih baik daripada memarahinya. Misalnya, mengatakan bahwa ia harus makan buah supaya mudah buang air besar. Jangan malah berteriak-teriak pada anak karena ia malah melempar makanannya, misalnya. Anak bisa menangis atau bahkan memberikan reaksi marah. Saat menyampaikan pesan itu Mama juga harus tetap terlihat tenang tetapi tegas.
3. “Mainannya jangan dibanting. Sini, Mama ajarkan cara bermainnya”
Kali ini, Mama harus lebih berempati pada si kecil. Menurut penulis buku The Parent Self-Aware, anak kebanyakan tidak suka jika diberi tahu hanya dengan ucapan saja. Jika Mama mencontohkan apa yang perlu dilakukan di depannya, anak akan jauh lebih mendengarkan dan lebih memahami apa yang ingin disampaikan.
4. “Pakai kata-kata, jangan pakai tangan”
Kapasitas pemahaman anak mengenai sebuah perilaku tertentu (seperti memukul) sangat terbatas. Si kecil mungkin tidak paham apa artinya memukul. Ia hanya ingin mengekspresikan apa yang dirasakan. Mama bisa melatihnya untuk mengatakan apa yang ia inginkan. Bisa jadi ia memukul karena hanya ingin meminjam sesuatu.
5. “Handphone-nya Mama pegang lagi ya, nanti kamu boleh pakai mainan kakak”
Anak pasti penasaran dengan apa yang Mama punya seperti ponsel atau perhiasan yang mama pakai. Jangan biasakan ia memegang barang yang tak seharusnya dipegang ya, Mam. Menurut Dr. Kennedy-Moore, lebih mudah untuk Mama menggantikannya dengan benda lain ketimbang menghentikan keasyikannya bermain.
Ketenangan serta ketegasan Mama dapat membantu ketika ingin menolak keinginan anak. Mama juga tidak perlu menggunakan suara yang keras untuk melarangnya.
(Niken/Parents)
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR