Tabloid-Nakita.com - Mi dengan kuah panas dan telur rebus yang gurih tampaknya menjadi kudapan favorit siapa saja dan kapan saja. Anak-anak hingga orangtua biasa menikmatinya untuk sarapan, jajan sore, hingga saat dilanda lapar menjelang tidur malam (Baca: Akibat Jika Keseringan Makan Mi Instan).
Masalahnya, seberapa sering kita boleh makan mi instan?
Menurut Prof C Hanny Wijaya, Food Science Expert dan Head of Food Chemistry Division IPB, tak ada aturan pasti seberapa sering boleh makan mi instan. Yang perlu diutamakan bagi setiap orang adalah menjalankan pola makan dengan gizi seimbang dan kebiasaan makan yang baik.
Perlu dipahami bahwa mi instan memiliki kandungan karbohidrat yang sama pada nasi, kentang, dan sumber karbohidrat lainnya. Jadi, jika Anda ingin makan mi instan, sebagai menu sarapan, makan siang, atau makan malam, sebaiknya kombinasikan dengan asupan gizi lainnya seperti serat, protein, bukan malah dengan tambahan karbohidrat seperti nasi (Baca: Cara Aman Makan Mi Instan).
"Makan mi instan setiap hari tak masalah asalkan jangan melupakan asupan buah, sayuran, protein selain juga lebih jeli memperhatikan tabel gizi dalam mi instan. Namun jangan juga sepanjang hari makan nasi, mi, kentang tanpa mengasup kebutuhan gizi lainnya, sehingga kebutuhan nutrisi tak seimbang," jelasnya dalam suatu kesempatan pada Kompas Female.
Selain sarat karbohidrat dan zat tenaga, mi hanya memiliki kandungan protein yang relatif rendah. Bahan tambahan makanan (BTM) pada mi instan umumnya adalah pengembang adonan, penstabil adonan, pembuat emulsi, pembuat tekstur, dan zat pewarna agar warnanya menarik. Semuanya adalah BTM kimiawi khusus untuk industri pangan. BTM pada bumbu mi instan umumnya adalah monosodium glutamat (MSG atau vetsin) dan pemberi rasa (Baca juga: Bahan Pengawet Mi Instan Aman Dikonsumsi?).
Menurut Prof dr Made Astawan dalam buku Kandungan Gizi Aneka Bahan Makanan, sumbangan gizi dalam semangkuk mi siap santap kemasan 75 gram adalah sekitar 8 gram protein, 45 gram karbohidrat, 15 gram lemak, serta sejumlah protein dan vitamin. Total energi yang diperoleh sekitar 350 kilokalori energi.
Agar asupan gizi yang kita peroleh dari sebungkus mi instan lebih baik, dalam penyajiannya, kita disarankan menambahkan bahan-bahan lain untuk meningkatkan mutu gizi makanan tersebut. Bahan-bahan yang bisa ditambahkan adalah telur untuk meningkatkan kadar protein dan sayuran, seperti wortel, tomat, kol, sawi, atau tauge agar kadar vitamin dan mineralnya meningkat (Baca: Kandungan Sodium pada Mi Instan Sangat Tinggi).
Jika dilihat dari dampak zat pengawet bagi kesehatan, Eddy Setyo Mudjajanto, dosen gizi masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) menyebutkan, jika makanan berpengawet dikonsumsi secara rutin dan terus-menerus, bisa memicu gangguan kesehatan, termasuk kanker.
"Memang belum ada bukti ilmiah mengenai hal ini, baru dugaan. Karena itu, sebaiknya konsumsi mi instan sebaiknya dibatasi maksimal tiga kali dalam seminggu," katanya (Baca: Takaran Tepat, Pengawet Mi Instan Aman).
Karena semua alasan itulah, mi instan tidak disarankan sebagai pengganjal perut satu-satunya setiap hari. Selain karena punya kandungan energi sedikit, mutu gizinya juga kurang. Konsumsilah makanan segar setiap hari untuk mendapatkan nilai gizi yang dibutuhkan tubuh.
(Kompas.com)
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
KOMENTAR