Tabloid-Nakita.com - Orangtua umumnya ingin memiliki anak setidaknya dua, laki-laki dan perempuan. Itu dianggap sebagai gambaran keluarga yang ideal. "Dan supaya lengkap," begitu kata Mama. Tetapi di masa sekarang, banyak juga orangtua yang memilih untuk mempunyai satu anak saja. Sebab, biaya pendidikan dan kesehatan tidak murah sekarang ini.
Kecenderungan memiliki satu anak umumnya didasari oleh dua fakta penting: masalah ketidaksuburan (di mana banyak orangtua yang menunggu lebih lama untuk hamil), dan tekanan finansial akibat biaya hidup yang semakin tinggi, demikian menurut Susan Newman, PhD, psikolog sosial dan pakar pengasuhan anak yang juga penulis buku The Case for the Only Child: Your Essential Guide.
Sebuah studi baru juga menunjukkan bahwa memiliki satu anak jauh lebih baik ketimbang memiliki tiga anak atau lebih. Ada beberapa alasan kuat yang mendukung fakta bahwa punya anak tunggal lebih baik. Pertama, statistik menunjukkan bahwa harapan hidup cenderung lebih besar. Karena dalam keluarga dengan satu anak, anak tidak perlu bersaing dengan kakak atau adiknya untuk mendapatkan perhatian orangtua.
Selain itu, ketika hanya mempunyai satu anak, Mama dapat mengelola seluruh penghasilan dan fasilitas medis lebih baik untuk anak. Mama juga akan mampu memberikan pendidikan yang lebih baik untuknya. Sedangkan jika Mama punya lebih dari satu anak, maka penghasilan Mama dan papa perlu dibagi di antara mereka.
Kebanyakan program perencanaan keluarga sebenarnya memiliki pandangan yang sama. Itu sebabnya program KB mendorong untuk memiliki satu anak saja, atau paling banyak dua. Ketika anak bersaing satu sama lain untuk mendapatkan fasilitas dalam keluarga, makanan, atau perhatian orangtua, kelak akan muncul konflik dan efek yang merugikan kesehatan lainnya.
Bagaimana dengan anggapan bahwa anak tunggal kelak bisa tumbuh menjadi anak manja?
"Kita selalu cepat menuduh bahwa anak yang manja, yang tidak punya saudara kandung, sebagai anak yang memiliki sindrom anak tunggal. Tetapi saya melihat anak-anak yang punya beberapa saudara juga sangat dimanjakan. Namun kita tidak akan menyebutnya memiliki sindrom anak ketiga," papar Jennifer Hilligus, konsultan keluarga di East Brunswick, New Jersey. "Yang dibutuhkan di sini adalah pengasuhan yang benar.“
Pandangan yang mengatakan bahwa anak tunggal akan kesepian karena tidak ada teman berbagi di rumah, juga kurang tepat. Susan Newman, yang telah memelajari berbagai studi keluarga mengenai anak tunggal, mendapati bahwa anak tunggal tidak memiliki kekurangan dalam hal pergaulan.
"Berbagai studi tersebut menunjukkan bahwa anak-anak tunggal tidak dimanjakan. Mereka tidak lebih kesepian daripada anak-anak lain, dan mereka punya teman sama banyaknya dengan anak-anak yang punya saudara," katanya.
Nah, ketika orangtua mampu memberikan seluruh waktu dan perhatiannya pada anak, masa depan anak cenderung lebih sehat dan cerah. Tidak mengherankan jika kebanyakan negara berkembang saat ini menerapkan kebijakan atau program untuk mengedukasi keluarga untuk memiliki anak lebih sedikit dan menerapkan pengasuhan yang bertanggungjawab.
Memang, mengelola yang sedikit belum tentu lebih mudah daripada yang banyak. Maka, ketika Mama merencanakan untuk hamil, penting sekali untuk bertanya pada diri sendiri: berapa banyak waktu dan tenaga yang bisa Mama berikan untuk anak. Mempunyai satu anak lebih baik jika Mama bisa memberikan yang terbaik untuknya.
KOMENTAR