Tabloid-Nakita.com - Program bayi tabung seakan menjadi oase di tengah gurun pasir, utamanya bayi pasangan yang belum memiliki momongan.
Sayangnya, kocek yang harus dikeluarkan mencapai 70 juta rupiah, bahkan lebih karena belum termasuk biaya ini dan itu.
Biaya program bayi tabung pun semakin membengkak. Mengapa? Ini alasan program bayi tabung mahal.
Untuk itu, Mama harus mencari informasi selengkap-lengkapnya bila ada yang menawarkan program bayi tabung berbiaya murah.
Jangan sampai, Mama Papa komplain lantaran program yang awalnya seharga Rp20 juta, tapi setelah dijalani kok malah meningkat jadi Rp50 juta, misalnya.
Satu hal yang perlu diketahui kenapa program bayi tabung mahal , dari harga total program biaya tabung, maka 2/3-nya terpakai untuk obat-obatan stimulasi yang masih impor.
Sedangkan 1/3 sampai ½-nya digunakan untuk media kultur, laboratorium, pemeriksaan, USG, transfer embrio, dan lainnya.
Contoh, jika program bayi tabung yang diikuti membutuhkan biaya sebesar Rp70 juta, maka yang Rp50 juta akan terpakai untuk obat stimulasi.
Semakin mahal harga paket, makin besar kesempatan kita mendapatkan telur yang lebih banyak.
Namun, pengalaman dr. Malvin Emeraldi, SpOG dari Klinik FFC dibawah naungan RS Family Pluit Jakarta, sejak melakukan pelayanan bayi tabung dari 1988, selain kuantitas (jumlah) sel telur, yang juga penting adalah kualitas sel telur itu sendiri.
Dengan kata lain, walau sel telur sedikit didapat, namun bila kualitasnya bagus, dapat memberikan hasil kehamilan yang baik.
Sebaliknya, walau telur didapat banyak, tapi jika kualitas tidak bagus, tentu akan menurunkan keberhasilan hamil. “Jadi, untuk program bayi tabung itu sendiri sebenarnya adalah bukan bagaimana bayi tabung berbiaya rendah, namun bagaimana bisa hamil dengan biaya bayi tabung yang serendah mungkin,” tandas Malvin.
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Ipoel |
KOMENTAR