TabloidNakita.com - Kesuburan pria masih diteliti lebih jauh. Belum ada batasan umur yang pasti kapan pria tidak bisa melakukan reproduksi lagi, sebab jumlah sperma mereka relatif konstan. Meski terjadi penurunan pada volume semen atau air mani, kemampuan gerak dan morfologi (bentuk dan ukuran) sperma, para pria masih mampu melakukan pembuahan hingga pada usia lanjut.
Sebuah studi tentang kesuburan pria yang meneliti kualitas air mani dari pria normal dan membandingkan kuantitas serta kualitas sperma dan air mani pada pria usia lanjut. Para peneliti menemukan kuantitas air mani tertinggi berada di antara usia 30-35 tahun, sedang titik terendah ada di usia 55 tahun ke atas. Untuk masalah motilitas atau kemampuan berenang sperma, para peneliti menemukan usia di bawah 25 tahun adalah waktu terbaik. Jika membandingkan jumlah sperma di usia 30-35 tahun dengan di usia lebih dari 55 tahun, tampak bahwa motilitasnya berkurang hingga 54% pada pria berusia di atas 55 tahun. Artinya, usia tentukan kesuburan pria.
Selain kualitas air mani yang rendah, faktor usia juga berpengaruh pada kualitas genetik sperma. Ternyata kecacatan genetik banyak ditemukan pada sperma pria lanjut usia, dan kondisi ini akan memicu penurunan tingkat fertilitas, meningkatkan risiko keguguran, dan beberapa masalah kecacatan lahir. Sperma dari pria usia lanjut juga lebih mungkin membawa masalah genetik pada anaknya kelak.
Jadi, apakah usia tentukan kesuburan pria? Hingga usia 40 tahun, kualitas dan kuantitas sperma belum memperlihatkan penurunan yang signifikan. Setelah usia 40 tahun, kualitas air mani mengalami penurunan dan mungkin memicu kegagalan dari usaha kehamilan alami ataupun bayi tabung. Kesimpulannya, tak hanya perempuan, kesuburan pria pun juga ditentukan oleh faktor usia. Karena itu, baik lelaki dan perempuan harus “berlomba” dengan jam biologis mereka sendiri. (AA)
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
KOMENTAR