Obat kesuburan bisa memberikan efek samping yang ringan hingga berat, dan efek tersebut bisa dilihat dari tipe obat yang dikonsumsi.
Chlomiphene citrate merupakan obat paling umum dikonsumsi untuk menstimulasi ovulasi (proses pelepasan sel telur matang dari indung telur). Obat penyubur ini menstimulasi ovarium (indung telur) untuk memproduksi telur yang matang. Efek samping yang biasa dijumpai berupa hot flashes (rasa panas di dada), mual, nyeri payudara, sakit kepala, depresi, moody, hingga kista ovarium.
Obat penyubur lainnya yang juga memberikan efek samping adalah Lupron (Leuprolide Acetate Injection). Obat suntik ini biasa digunakan pada tahap awal dari IVF (program bayi tabung) untuk menurunkan produksi hormon reproduksi yang membawa tubuh penggunannya ke masa menopause sementara. Alhasil, efek samping yang ditimbulkannya pun sama seperti jika perempuan mulai memasuki masa menopause (hot flashes, vagina kering, insomnia dan sakit kepala). Seperti chlomiphene citrate, Lupron secara bertahap akan menekan tingkat estrogen dan menyebabkan mood swing (mood berubah-ubah).
Setelah mengetahui efek samping yang bisa ditimbulkan obat penyubur, mintalah kepada dokter obat untuk menekan efek samping ini dari dosis yang paling rendah. Banyak perempuan menyatakan akupuntur bisa sangat membantu dalam mengatasi stres dan kecemasaan saat menjalani pengobatan kesuburan. Selain itu, berjalan kaki dan berolahraga ringan juga bisa menjadi salah satu alternatif solusi yang ampuh. Janganlah segan untuk berbicara pada dokter tentang segala kecemasan Anda, dan mintalah dukungan dari orang-orang terdekat agar Anda bisa selalu berpikir positif. Kabar bahagianya, kebanyakan dari efek samping obat kesuburan akan segera hilang usai Anda berhenti mengonsumsi obat tersebut. Jadi selanjutnya Anda diharapkan bisa fokus dalam menjalankan kehamilan yang sehat dan bukan pengobatan yang telah dilalui. (AA)
KOMENTAR