Hampir semua perempuan yang ingin hamil pasti kenal dengan istilah ovulasi, yaitu masa dimana indung telur sudah matang dilepaskan dan siap dibuahi. Tapi apakah Anda pernah dengar dengan istilah anovulasi yang kerap disebut sebagai penyebab kemandulan?
Kebalikan dari ovulasi, anovulasi merupakan suatu kondisi dimana tubuh Anda jarang atau bahkan tidak memproduksi dan melepaskan telur meski tetap menjalani siklus haid. Karena tidak ada telur yang tersedia, maka perempuan dengan anovulasi tidak bisa hamil. Faktor ini yang menjadikan anovulasi penyebab kemanduluan.
Biasanya simtom perempuan yang menderita anovulasi adalah memiliki siklus haid yang tidak teratur. Dalam kasus yang paling parah, siklus menstruasi mereka pun sampai berhenti. Anovulasi termasuk dalam kategori masalah disfungsi ovarium. Apabila siklus menstruasi Anda kurang dari 21 hari atau lebih dari 36 hari, mungkin Anda memiliki disfungsi ovarium. Dan lebih dari 40% kasus kemandulan pada perempuan disebabkan oleh disfungsi ovarium.
Ketika mengalami anovulasi, perempuan tidak bisa hamil karena tidak ada telur yang bisa dibuahi. Jika ovulasi pun terjadi (meski tidak teratur), kemungkinan hamil juga masih kecil. Mengapa? Karena proses ovulasi yang tidak teratur tidak akan memproduksi telur dengan kualitas terbaik, dan membuat proses pembuahan pun tidak maksimal. Selain sebabkan infertilitas penyimpangan hormon ini terkadang bisa memicu masalah lain, seperti penipisan atau penebalan endometrium, rendahnya tingkat progesteron, dan minimnya kadar lendir serviks.
Bagaimana cara mendeteksi anovulasi penyebab kemanduluan? Pertama dokter akan menanyakan tentang siklus menstruasi Anda, jika terjadi ketidakaturan atau bahkan berhenti maka Anda dicuragi mengalami disfungsi ovarium. Kemudian, test darah untuk memeriksa tingkat hormon akan dilakukan. Test ini dilakukan untuk mengukur peningkatan hormon progesteron, jika tidak ada peningkatan berarti Anda tidak berovulasi.
Ada banyak faktor potensial yang menjadi penyebab anovulasi. Sebagai contoh, ketidakseimbangan hormon, diet ekstrim, atau melakukan olahraga secara ekstrim, tinggi/rendahnya produksi tiroid, gangguan endokrin, hingga sindrom ovarium polokistik.
Untuk metode pengobatan akan disesuaikan dengan penyebab terjadinya anovulasi. Pada beberapa kasus, penanganan anovulasi penyebab kemandulan dilakukan dengan perbaikan pola hidup dan makan. Jika berat badan yang kurang dan olahraga ekstrim menjadi penyebab anovulasi, maka menaikan bobot tubuh dan meringankan rutinitas olahraga Anda cukup bisa mengembalikan ovulasi Anda. Pengobatan anovulasi yang paling umum adalah menggunakan obat kesuburan, Clomid. Obat kesuburan mampu memicu ovulasi pada 80% perempuan anovulasi, dan membantu 45% dari mereka hamil dalam kurun waktu 6 bulan pengobatan. (AA)
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
KOMENTAR