Tabloid-Nakita.com - Memiliki momongan adalah impian setiap pasangan. Ada yang baru menikah langsung mendapatkan keturunan, namun ada juga yang sudah lama menikah tapi tak kunjung hamil. Bahkan ada juga wanita yang terus mengalami keguguran. Lalu apa penyebab keguguran berulangkali?
Salah satu penyebab keguguran yang kerap dialami wanita karena terjadinya pembengkuan darah yang terjadi secara tiba-tiba. Kondisi tersebut dapat menyebabkan kematian mendadak pada janin dan membuat Mama mengalami keguguran.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Hematologi Onkologi Medik, Karmel Lidow Tambunan menjelaskan, adanya pembekuan darah bisa menyumbat pembuluh darah di plasenta.
"Plasenta memberi makan janin, kalau tersumbat enggak ada lagi sumber makanan pada bayi, enggak ada lagi oksigen dan nutrisi, akhirnya keguguran," ungkap Karmel.
Tak hanya itu, Karmel juga mengatakan bahwa terjadinya trombosis atau pembekuan darah dipicu oleh tiga hal, yaitu perlambatan aliran darah atau stasis, kekentalan darah, dan kelainan atau kerusakan pembuluh darah.
Ibu hamil yang mengidap Antiphospholipid Syndromes (APS) atau sindrom kekentalan darah yang dikenal Hughes Syndrom lebih berisiko mengalami trombosis. Sayangnya, banyak Mama yang tak menyadari adanya trombosis saat ia mengalami kegugurang yang berulangkali. Namun, saat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ternyata ada trombosis yang menyumbat pembuluh darah.
APS merupakan gangguan autoimun yang bisa menyebabkan pembekuan darah sehingga menghambat aliran darah. Di lain pihak, kehamilan memang menjadi salah satu faktor risiko terjadinya trombosis karena aliran darah tidak selalu lancar.
Saat hamil uterus akan membesar dan menekan aliran darah sehingga menjadi spasis atau aliran darah melambat. Keguguran karena trombosis biasanya terjadi pada trimester kedua.
Perlu Mama ketahui, bahwa risiko trombosis sebenarnya sudah dapat diketahui sejak awal yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatan saat Mama akan merencanakan kehamilan. Mama dapat melakukan tes kekentalan darah serta menjalani pola hidup sehat.
KOMENTAR