Tabloid-Nakita.com - Lembaga American Pregnancy Association memperkirakan, sekitar 70—80% ibu di dunia mengalami baby blues pascapersalinan. Oleh karena itu, gangguan emosi baby blues dianggap normal dialami oleh setiap Ibu yang baru melahirkan.
Umumnya baby blues ditandai dengan gejala mood swing, seperti resah,cemas, sering menangis tanpa alasan yang jelas, tak berdaya, tidak sabaran dan mudah marah. Walaupun termasuk ke dalam gangguan ringan, namun alangkah baiknya jika gangguan tersebut dapat dihindari.
Sebenarnya, potensi seorang ibu menderita baby blues serta PPD dapat diprediksi sejak sebelum ia melahirkan. Berdasarkan pengalaman dr. Andri, SpKJ, FAPM, ada beberapa faktor yang turut menjad pemicu terjadinya baby blues.
1. Dukungan keluarga yang kurang maksimal. Dalam hal ini, biasanya disertai adanya masalah dengan anggota keluarga, seperti pasangan ataupun keluarga besar. “Pada beberapa kasus yang pernah saya tangani, Ibu mengakui bahwa ia bermasalah dengan mertua atau suami sejak awal kehamilan,” papar psikiater pada Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera, Tangerang Selatan ini.
2. Kehamilan bermasalah, baik pada ibu ataupun bayi. Misalnya, saat hamil, Ibu mengalami preeklamsia. “Seorang pasien saya pernah terdiagnosis PPD karena saat hamil ia mengalami preeklamsia. Rupanya ia merasakan kekhawatiran yang sangat tinggi, mulai saat hamil hingga setelah melahirkan pun, ia terus cemas dan depresi,” kisah Andri.
3. Bayi terlahir cacat atau memiliki masalah kesehatan tertentu. ”Ibu yang memiliki anak dengan kondisi khusus, seperti cacat, sering kali menderita PPD,” ungkap Andri. Penyebabnya, Ibu tidak mampu beradaptasi dengan cepat terhadap kondisi anaknya sehingga menimbulkan masalah psikologis seperti depresi.
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
KOMENTAR