Tabloid-Nakita.com - Berhubungan intim merupakan salah satu cara paling efektif untuk menjaga keintiman Anda bersama pasangan. Tak terkecuali saat Anda berbadan dua. Sayang, ada beberapa kondisi yang membuat ibu hamil tidak boleh lakukan seks. Simak informasinya di sini.
Kondisi #1 Inkompetensi serviks.
Normalnya rahim berbentuk T, tapi saat hamil bentuknya bisa berubah menjadi seperti huruf Y,V, lalu akhirnya U. Rahim berbentuk U akan membuat janin mudah meluncur keluar, berisiko tinggi alami keguguran, atau mengalami kelahiran prematur. Karena akan membahayakan kondisi rahim dan janin, maka perempuan dengan inkompetensi serviks tidak dianjurkan untuk melakukan hubungan seks terlebih dulu. Setidaknya, menunggu hingga dokter memberikan lampu hijau. Atau Anda bisa melakukan operasi ‘mengikat’ rahim yang nantinya akan dibuka kembali menjelang proses persalinan.
Kondisi #2 Plasenta previa.
Ini terjadi ketika plasenta menutupi hampir seluruh bagian serviks. Dan melakukan aktivitas seks pada kondisi ini bisa sebabkan pendarahan yang nantinya bisa bahayakan jiwa si ibu dan bayi. Bahkan tanpa melakukan hubungan seks pun, pendarahan akibat plasenta previa pun bisa terjadi.
Kondisi #3 Kelahiran prematur.
Perempuan yang memiliki rahim yang lemah dengan riwayat keguguran dan kelahiran prematur juga tidak disarankan untuk melakukan hubungan intim, sampai dokter mengijinkan. Pada kondisi kehamilan yang lemah, rangsangan kecil saja akan sebabkan keguguran atau kelahiran prematur.
Kondisi #4 Serviks yang pendek atau tipis.
Meski hingga kini belum tahu sebab pastinya, ternyata beberapa perempuan memiliki serviks yang pendek atau tipis (kurang dari 2,5 cm). Kondisi ini sangat berbahaya bagi kehamilan, sebab sewaktu-waktu Anda bisa alami pendarahan atau keguguran. Agar proses kehamilan bisa dilanjutkan, biasanya di trimester ke dua perempuan dengan kondisi ini akan diminta untuk melakukan pengikatan pada mulut rahimnya.
Kondisi #5 Penyakit menular seksual.
Hindarilah hubungan seksual jika pasangan Anda mengidap penyakit menular seksual, seperti sifilis, gonore, atau HIV/AIDS. Mengapa? Sebab kondisi ini akan berbahaya bagi si ibu dan calon bayi. Dampak untuk ibu, kondisi ini bisa tingkatkan risiko keguguran dan kelahiran prematur. Sedangkan dampak untuk si kecil, infeksi yang terjadi akan sebabkan kecacatan pada pertumbuhannya kelak. (AA)
KOMENTAR