Tabloid-Nakita.com - Kokok Herdhianto Dirgantoro, Founder and CEO Opal Communication sempat membuat heboh sekaligus senang para ibu bekerja. Pria yang yang bukan penggiat ASI ini memberikan cuti hamil cukup panjang bagi karyawannya, yaitu cuti hamil selama 6 bulan.
Nah, Ia mungkin satu-satunya pemimpin perusahaan di Indonesia yang berani memberikan cuti hamil 6 bulan bagi karyawatinya, namun ia berani melontarkan ide ini secara terbuka di rapat direksi. Bersyukur, dewan direksi dan pemegang saham setuju, sehingga ide ini pun berbuah aturan yang membuat karyawatinya happy.
Ide yang terlontar di meja rapat sebenarnya diakui Kokok juga berawal dari sebuah “dendam”. “Kala itu saya masih jadi karyawan dan istri saya juga bekerja. Ketika hamil anak pertama, istri saya mengalami blackout berkali-kali. Berat badannya turun 15 kg lebih hanya dalam waktu 2-3 bulan. Istri saya tidak dapat melihat cahaya lampu karena langsung pusing. Makan apa pun muntah. Bahkan lihat acara masak di televisi saja dia mual hebat. Dalam kondisi tak berdaya, telepon istri saya berdering dari kantornya, memintanya datang karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan.
Tentunya itu tidak bisa dilakukan karena kondisinya sedang lemah. Istri saya bolos kerja berhari-hari karena tidak bisa beranjak ke luar rumah. Jangankan ke kantor, ke depan rumah saja pusing. Saat itu kami sudah mengangsur rumah. Walau hidup pas-pasan yang penting punya rumah. Saya berpikir, kalau kondisi istri begini, bisa kehilangan pekerjaan. Waduh, angsuran rumah bisa keteteran. Saya kepikiran berhari-hari. Kalau istri resign atau dipecat karena absen selama dua bulan, kondisi keuangan bakal berantakan. Malam itu saya berjanji jika suatu saat saya punya perusahaan, saya akan berlaku adil terhadap karyawati yang hamil. Adil sejak dalam pikiran. Sungguh saya tidak mengira bahwa 10 tahun setelah janji itu, saya bisa buka usaha beneran. Walau sangat kecil. Kira-kira itu alasan utama saya ngotot agar karyawati kantor dapat cuti 6 bulan.
Selain dendam tadi, Kokok juga tahu kandungan ASI membuat anak lebih kuat dan tahan sakit. “Dengan demikian biaya kesehatan, yang ditanggung kantor ataupun orang tua, akan lebih rendah. Ketenangan saat menjalani proses melahirkan pun penting. Begitu pula proses pemulihan pascabersalin sesudahnya.”
MENDAPATKAN SAMBUTAN POSITIF
Ide cuti 6 bulan mendapatkan sambutan positif dari dr. Eka Putra Agung Raharja SpOG, dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari RS Hasanah Graha Afiah-Depok , andaikan semua kantor bisa memberlakukan cuti selama 6 bulan, tentu hal ini akan lebih menguntungkan bagi orangtua dan bayinya. Mama bisa lebih siap menyiapkan fisik dan mental untuk melahirkan, sekaligus menyiapkan pemberian ASI eksklusif untuk si kecil. Bagi bayi, kehadiran Mama di rumah jelas membuatnya berpotensi mendapatkan makanan terbaiknya, yaitu ASI secara eksklusif selama 6 bulan.
Menurut Eka, semakin kecil perusahaan, tentu semakin fleksibel menata cuti karyawatinya. Namun, Kokok berpendapat sebenarnya perusahaan-perusahaan besar di Indonesia memiliki kemampuan keuangan yang cukup untuk mempelopori program ini. “Pemerintah bisa menjadi pushing factor. Mungkin bertahap, setiap tahun ditambah satu bulan, hingga jumlahnya enam bulan. Saya kok, percaya, apabila karyawati kembali ke kantor dengan hati gembira, pasti produktivitasnya akan meningkat, dan pada akhirnya perusahaan juga ikut merasakan dampak positifnya. Nah, bagaimana pendapat Mama?
KOMENTAR