Tabloid-nakita.com – Berbeda dengan banyak adegan di film yang mengesankan, tentang wanita hamil yang tengah berdiri di tempat umum dan tiba-tiba air mengalir deras di antara kedua kakinya, kenyataan pecah ketuban tidaklah sedramatis itu. Memang adegan tadi, air tiba-tiba pecah begitu saja saat Ibu sedang melakukan aktivitas seperti biasa, bisa saja terjadi, namun faktanya lebih banyak Ibu yang mengalami air ketuban mengalir perlahan atau merembes sebelum proses kelahiran, dan yang terbanyak, Ibu dengan air ketuban pecah saat sudah berada di ruang persalinan atau bahkan ketubannya dipecahkan oleh petugas kesehatan.
Apabila Ibu penasaran, tanda-tanda pecah ketuban, seperti apa rasanya, berikut pengalaman sejumlah Ibu akan hal itu:
Mengalir banjir. Menurut sebagian Ibu, saat mengalami pecah ketuban, airnya benar-benar mengalir deras di antara kedua kaki—baik di tempat tidur rumah sakit atau, seperti di film Hollywood, di tempat-tempat yang sangat tak terduga. Berikut yang mereka rasakan: - Air ketuban menyembur deras, membanjiri lantai. - Air mengalir deras, jauh dari dalam tubuh. Rasanya aneh banget! - Rasanya lima galon air tumpah keluar dari dalam tubuh. Dengan lima kontraksi selanjutnya, semakin banyak air yang menyembur. - Banjir! - Saat tidur-tiduran di atas kasur, saya mendengar ada bunyi letupan kecil. Saya lalu bangun dan hendak berjalan ke dapur, kemudian air dalam jumlah sangat banyak mengalir deras di antara kedua kaki saya. - Semburan air yang dahsyat—sama sekali tidak seperti pipis. Tidak mau berhenti dan tidak mau melambat! Rasanya benar-benar tidak enak. - Seperti ada seseorang yang memasang selang air bermuatan besar di antara kedua kaki saya.
Terdengar bunyi letupan dan air pun tumpah. Banyak Ibu yang merasakan sensasi letupan saat air ketubannya pecah. Bahkan ada juga yang benar-benar mendengar bunyi letupannya. - Ada bunyi pop, seperti ada seseorang yang sedang menggeretakkan buku-buku jari, lalu air pun menyembur keluar. - Saya mendengar bunyi “pop” (tapi suami saya menganggap saya sedang ngelindur), lalu tiba-tiba muncul semburan air dan banyak rembesan. - Saya merasakan sensasi “letupan”, diikuti semburan air hangat yang muncul tiba-tiba dan membasahi celana saya. Air akan kembali merembes setiap saya bergerak. - Saya sudah diberi suntikan epidural dan sedang tiduran di tempat tidur rumah sakit. Rasanya seperti ada balon berisi air yang meledak di antara kedua kaki saya. - Ada balon air yang meledak. Tidak terasa sakit, hanya saja tiba-tiba saya menjadi sangat basah.
Tetesan air. Banyak wanita yang hanya merasakan tetesan atau rembesan air alih-alih semburan yang dramatis. - Saya merasakan tetesan cairan hangat membasahi kedua kaki saya. - Tetesannya sangat lambat sehingga saya mengira kalau itu hanyalah air keringat atau cairan normal lainnya. - Saya benar-benar mengira kalau saya mengompol. Saya pergi ke kamar mandi sebanyak tiga kali dan mengganti celana saya sebelum menyadari kalau saya tidaklah menderita ikontinensia urin akibat hamil. Tidak terjadi seperti di film-film. - Saya sedang berjalan-jalan di sekitar rumah sakit untuk meringankan kontraksi, dan di satu titik saya menunduk untuk muntah. Saya mengira tekanan akibat muntah membuat saya pipis—sangat memalukan. Tapi ternyata tekanan itu telah membuat ketuban saya pecah. - Saya merasa sangat basah dan air merembes perlahan. Semakin lama airnya merembes semakin cepat hingga akhirnya mulai mengalir deras.
Sedang-sedang saja. Bukan semburan dramatis, bukan juga tetesan pelan—beberapa wanita mengalami di antaranya. - Rasanya seperti semburan kecil, seperti saat mengalami menstruasi di hari pertama. - Bayangkan saja seperti cairan menstruasi yang banyak mengalir turun melewati kaki. - Saya sedang berbelanja di pertokoan besar, dan ketika saya berbalik ke arah yang salah, saya merasakan semburan kecil. Rasanya seperti cairan darah menstruasi. - Bukan rembesan, tapi juga bukan semburan.
Masih ada sejumlah Ibu lain yang akan berbagi soal tanda-tanda pecah ketuban, seperti apa rasanya di artikel selanjutnya. Penasaran? Ikuti terus, ya.
KOMENTAR