TabloidNakita.com – Trimester kedua sering dianggap sebagai masa bulan madu bagi wanita hamil, dan saat ini Ibu mungkin sudah bisa tidur dengan lebih tenang. Meski begitu, sayangnya, Ibu tetap tidak akan bisa tidur sepanjang atau senyenyak saat belum hamil karena tetap saja akan ada beberapa gangguan tidur di trimester kedua yang datang dan pergi.
Luapan hormon progesteron merupakan tersangka utama penyebab calon ibu merasa begitu kelelahan—dan begitu mudah terjaga pada malam hari—di trimester pertama. Nah di trimester kedua, progesteron akan meningkat dengan lebih lambat, sehingga kemungkinannya Ibu akan memiliki lebih banyak energi serta peluang untuk tidur dengan nyenyak ketimbang di minggu-minggu sebelumnya. Selain itu, Ibu mungkin juga sudah melewati tahap morning sickness.
Jika Ibu masih kesulitan untuk menemukan posisi tidur yang nyaman, cobalah untuk membangun kebiasaan tidur yang baik di trimester ini, selagi gangguan tidur di trimester kedua tidak muncul sekerap di trimester pertama dan ketiga.
Usahakan untuk mengubah posisi tidur menjadi menyamping ke arah kiri. Selain itu, Ibu juga bisa menerapkan kebiasaan tidur yang baik lainnya yang akan membantu Ibu tidur lebih lelap di bulan-bulan selanjutnya. Yang termasuk dalam kebiasaan baik ini adalah menjalani rutinitas sebelum tidur yang menenangkan, memiliki jadwal tidur reguler, dan mengeluarkan TV dari kamar tidur.
Trimester kedua juga merupakan waktu yang baik untuk mulai berolahraga secara rutin. Olahraga dapat meningkatkan kesehatan tubuh dan pikiran serta membantu Ibu tidur lebih lelap di malam hari. Meski begitu, usahakan untuk tidak melakukan kegiatan olahraga terlalu dekat dengan waktu tidur karena hanya akan membuat Ibu menjadi terlalu terjaga.
Lalu apa saja wujud gangguan tidur di trimester kedua? Pencuri waktu tidur di trimester ini bisa berupa tidur mengorok dan hidung tersumbat, apnea tidur (henti napas), kram kaki, restless legs syndrome (sindrom kaki gelisah—kondisi di mana kaki terasa sangat tidak nyaman sehingga menyebabkan dorongan tak tertahankan untuk menggerakkan kaki guna meringankan sensasi), dan mimpi yang tampak nyata.
Jika Ibu merasa sangat kesulitan untuk bisa mendapatkan tidur yang berkualitas, jangan ragu untuk membicarakannya dengan dokter atau bidan Ibu. Mereka mungkin bisa merujuk Ibu ke dokter spesialis tidur (sleep physician) yang dapat menyarankan pengobatan yang aman untuk wanita hamil.
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR