Tabloid-nakita.com - Makanan beragam dan bervariasi dapat menghindari bayi kelak menjadi picky eater alias suka pilah-pilih makanan. Sebagai awal, yuk, kenalkan sang buah hati dengan MPASI secara tepat. Bagaimana, ya, caranya? Sa’diah Multi Karina, SKM, MKes., pengajar pada Politeknik Kesehatan (Poltekkes), Jakarta II, memberikan rahasianya bagi para pembaca setia nakita.
Kapan Bayi Siap MPASI?
Masuk usia 6 bulan, bayi dianjurkan mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI). Mengapa? Sebab, ASI tak lagi mencukupi. Pada bayi 6—12 bulan, ASI “hanya” bisa menyediakan setengah kebutuhan gizinya.
Imbauan agar bayi 6 bulan diberikan MPASI juga termuat pada Kajian Implementasi ASI Eksklusif, Kementrian Kesehatan yang mengacu dari badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO). Pada usia 6 bulan, sistem metabolisme tubuh bayi sudah sempurna, demikian pula dengan berbagai hormon yang bertugas dalam proses pencernaan makanan.
Tanda-tanda lain yang menunjukkan bayi siap mendapat MPASI adalah kepalanya sudah tegak ketika didudukkan, bayi mulai meraih makanan serta memasukkannya ke dalam mulut, dan kalau diberikan makanan lumat, bayi tidak lagi mengeluarkan makanan dengan lidahnya.
Jenis, Bentuk & Cara Pengolahan
Secara umum terdapat dua jenis MPASI, MPASI hasil pengolahan pabrik (MPASI pabrikan) dan MPASI yang diolah di rumah tangga (MPASI lokal). MPASI pabrikan biasanya dikonsumsi dalam kondisi khusus, seperti saat ibu memiliki keterbatasan waktu, atau bayi sedang dalam perjalanan. Sementara untuk sehari-hari, biasanya bayi mengonsumsi MPASI olahan rumah tangga.
Bentuk MPASI sendiri terbagi 3, yakni makanan lumat (diberikan pada bayi 6—9 bulan), makanan lembik/lembek (diberikan pada bayi 9—12 bulan), dan makanan keluarga untuk bayi usia 1 tahun ke atas.
Mengenai pengolahan MPASI memiliki caranya masing-masing. Untuk makanan lumat adalah disaring dengan menggunakan saringan khusus (lubang-lubangnya sangat halus dan umumnya terbuat dari almunium). Cara lain, semua bahan makanan direbus terlebih dahulu, kemudian dilumatkan saat masih panas dengan alat penghalus sehingga lebih mudah hancur. Untuk membuat makanan lembek, makanan cukup dicincang halus atau ditim sehingga mudah ditelan oleh bayi.
Sementara makanan keluarga adalah hidangan yang disajikan sehari-hari untuk semua anggota keluarga sehingga umumnya teksturnya sudah tidak halus. Harapannya di usia 1 tahun ke atas, anak sudah dapat diajak makan bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya.
Syarat MPASI
* Syarat Pembuatan MPASI
1. Bahan-bahannya mudah diperoleh.
2. Cara pengolahannya mudah.
3. Harga bahan-bahannya terjangkau. Bahan-bahan lokal bisa dimanfaatkan karena selain murah juga lebih segar. Dalam Pedoman MPASI Lokal, terbitan Kementrian Kesehatan dinyatakan, MPASI lokal dikenal dengan ”MPASI dapur ibu,” maksudnya agar para ibu rumah tangga dapat lebih banyak menyediakan MPASI buatan sendiri dengan memanfaatkan bahan makanan lokal yang sesuai dengan budaya setempat.
4. Dapat diterima dengan baik oleh bayi.
5. Kandungan zat gizi memenuhi kecukupan gizi bagi bayi.
6. Mutu protein dapat memacu pertumbuhan fisik. Kebutuhan protein bayi 6—12 bulan adalah 16 g per hari.
7. Jenis MPASI disesuaikan dengan umur sasaran. Untuk bayi 6—9 bulan makanan lumat, sedangkan bayi 9–12 bulan makanan lembek.
8. Bebas dari kuman penyakit, pengawet, pewarna, dan racun.
9. Memenuhi nilai sosial, ekonomi, budaya, dan agama.
* Syarat Pemberian MPASI
Mengenai pemberian MPASI pada bayi, ada beberapa hal yang patut mendapat perhatian:
1. MPASI yang diberikan pertama adalah makanan lumat berbahan dasar makanan pokok, terutama beras/tepung beras karena keduanya bebas gluten (gluten merupakan zat yang dapat menyebabkan alergi).
2. Bayi memerlukan waktu untuk membiasakan diri pada rasa maupun bentuk suatu makanan baru. Karena itulah setiap makanan baru perlu diperkenalkan secara bertahap. Untuk sumber protein, misal, sebagai awal perkenalan berikan daging ayam dalam jumlah sedikit terlebih dahulu (cukup 1 sendok teh untuk 3–7 hari, selanjutnya jumlahnya dapat ditingkatkan menjadi 2 sendok teh).
3. Saat membuat bubur MPASI, gunakan sedikit air agar bubur lebih kental. Hindari membuat bubur yang encer (sangat berair). Bubur MPASI yang cukup kental akan memberikan energi lebih banyak bagi bayi daripada bubur MPASI yang terlalu encer.
4. Bahan makanan yang dapat digunakan memperkaya zat gizi MPASI adalah minyak dan lemak yang kaya energi. Untuk membuat makanan lebih lembut dan mudah dimakan oleh bayi, tambahkan minyak atau lemak (mentega, santan) 1/2 sendok teh.
5. Berikan makanan selingan lebih sering dengan porsi kecil. Untuk bayi 9—12 bulan, misal, sajikan roti /biskuit yang dioles dengan mentega/selai kacang/meises atau buah-buahan.
6. Hindari makanan selingan yang banyak mengandung gula tetapi kurang zat gizi, seperti minuman sari buah yang diberi terlalu banyak gula, kue-kue manis, minuman bersoda, dan lain-lain.
7. Jadikan saat makan sebagai saat menyenangkan bagi si kecil. Berikan perhatian disertai senyum dan kasih sayang kala menyuapinya MPASI. Tatap mata sang buah hati dan ucapkan kata-kata yang mendorongnya untuk dapat menikmati makannya.
8. Berikan makanan dengan sabar dan tidak tergesa-gesa. Tunggulah hingga makanan yang di mulutnya habis dan suapi lagi setelah beberapa saat, jangan dipaksa.
9. Di usia 12 bulan, berikan makanan yang dipotong kecil, sehingga ia dapat belajar memegang dan makan sendiri.
Frekuensi, Jumlah & Keberagaman
Untuk jumlah MPASI, berikan secara bertahap. Khusus bayi 6–9 bulan, frekuensi makanan lumat adalah 3 kali sehari. Perkenalan awal cukup 2/3 mangkuk berukuran 250 ml. Selanjutnya, jumlahnya dapat ditingkatkan.
Untuk bayi 9—12 bulan, berikan 3 kali sehari sebanyak 3/4 mangkuk berukuran 250 ml. Tambahkan makanan selingan sebanyak 2 kali sehari. Masuk usia 1 tahun jumlah yang diberikan dapat lebih ditingkatkan lagi yakni semangkuk ukuran 250 ml.
Perlu diketahui, kebutuhan gizi bayi usia 6—12 bulan adalah 650 Kal energi dan 16 g protein per hari. Kandungan gizi ASI adalah 400 Kal energi dan 10 g protein, maka MPASI untuk 6—12 bulan hendaknya mengandung 250 Kal energi dan 6 g protein per hari agar kebutuhan bayi dapat terpenuhi.
Sesuai saran WHO, makanan lumat dan makanan lembek sebaiknya lengkap, terdiri atas sumber karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Manfaatnya, selain si kecil kelak bisa terhindari dari picky eater (suka pilah-pilih makanan), pengenalan berbagai campuran bahan makanan, rasa, dan tekstur ini juga berguna memperkaya zat gizi dalam MPASI.
Keberagaman bahan pun bermanfaat membantu penyerapan zat-zat gizi dalam tubuh. Contoh, makanan yang kaya akan vitamin C seperti tomat dan brokoli akan membantu penyerapan zat besi. Jadi, alangkah baiknya bila pengolahan bahan makanan sumber zat besi (bayam, daging sapi, dan lainnya) bisa ditambahkan dengan bahan makanan sumber vitamin C seperti tomat. Dengan demikian, penyerapan zat besi dalam tubuh bayi dapat bekerja secara optimal.
Narasumber: Sa’diah Multi karina, SKM, MKes.,
Penulis: Utami Sri Rahayu
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
KOMENTAR