Pemberian empeng pada bayi sampai saat ini masih menjadi kontroversi. Sejatinya, bayi-bayi selalu memiliki keinginan untuk mengisap, jauh sebelum ia dilahirkan, alias sejak masih berada di dalam kandungan.
Nah, usai dilahirkan atau pada saat kehidupan awal bayi, di mana bayi baru belajar menyusui, bayi hanya boleh mengisap payudara Ibunya (puting-aerola). Bayi perlu segera belajar bagaimana cara mengisap setelah lahir untuk mendapatkan ASI. Celakanya, banyak Mama, baik secara langsung atau tidak langsung, baik karena ketidaktahuan atau faktor lain, memberikan empeng pada si kecil agar ia tenang. Ini jelas berdampak negatif.
Sebab, cara bayi mengisap empeng berbeda dengan mengisap puting payudara Ibu. Oleh karena itu , resiko terbesar memberikan empeng pada bayi atau dot botol saat ia masih belajar menyusu adalah bingung puting. Empeng memiliki dasar yang lebih sempit sehingga bayi tidak perlu membuka mulut/bibir lebar, berbanding terbalik dengan pelekatan menyusui di mana salah satu komponen utama adalah mulut bayi terbuka lebar dan bibir bagian bawah terbuka keluar. Istilah awamnya dower ya.
Selain bingung puting, resiko yang berhubungan adalah teknik pelekatan/latch on yang buruk, puting yang nyeri , dan sulit untuk belajar menyusu selanjutnya.
Tidak cuma itu. Menurut buku “Selecting & Using Breastfeeding Tools by one my fave LC -Catherine Watson Genna.” Hal yang pertama dari Laktasi adalah memberi makan bayi, tapi, menyusui jauh lebih dari sekadar memberi makan dan minum pada bayi. Proses menyusui sendiri banyak sekali manfaatnya, dalam paragraf ini ditekankan, bayi-bayi yang menyusu langsung pada Ibunya dan tidak diberi Pacifier alias empeng serta botol dot. Hasilnya bayi-bayi tersebut memiliki kesehatan dental yang lebih baik , juga langit-langit mulut yang lebih lebar (drg Palmer). Palmer menyatakan langit-langit mulut yang lebar akan membuat bayi bernapas dengan normal selama tidur.
Bayi atau anak yang sering menggunakan empeng (Pacifier) dan botol dot beresiko menderita Malocclusion, alias gangguan susunan gigi geligi pada anak, alias deretan giginya tidak rapih yang nantinya harus diatasi salah satunya dengan kawat gigi.
Selain itu , bayi-bayi yang menyusu langsung, perkembangan paru-parunya lebih baik dari bayi- bayi yang tidak menyusu langsung.
Sekadar sharing, Ibu-ibu di sini (Amerika Serikat) sangat tergantung pada empeng . Alasannya, sibuk (maklum di sini semua mengerjakan sendiri, enggak ada yang bantu, jarang keluarga ikut membantu Ibu yang baru melahirkan), sehingga enggak bisa selalu merespons tangisan bayi atau di saat si kecil rewel.
Dr Sears memberi saran daripada memberikan empeng masih lebih baik memberikan jari Ibu untuk dihisap yang tentu saja sama saja repotnya selain memastikan kebersihan, juga soal kuku (tidak panjang dan memakai cat kuku/nail polish).
Kembali lagi pada peran sebagai Ibu. Apa fungsi empeng? Tentu yang utama untuk menyamankan bayi, membuat bayi tidak rewel atau tidak nangis. Padahal empeng adalah artificial comforter. Yang sebenarnya bayi perlukan adalah rasa aman dan nyaman. Selalu mengandalkan empeng untuk menyamankan bayi akan menghambat terbangunnya relasi dan kepercayaan bayi dan Ibu.
Jadi masih andalkan empeng untuk membuat bayi "anteng" ?
Sumber:
KOMENTAR