Tabloid-Nakita.com – World Health Assembly selaku badan penentu kebijakan organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organization) menyatakan pentingnya promosi dan edukasi pemberian ASI eksklusif selama enam bulan. Walaupun sudah banyak penelitian yang mendukung, sayangnya masih banyak tenaga kesehatan dan masyarakat yang belum melakukan hal tersebut.
Pemberian makanan yang tepat serta optimal sangatlah penting untuk kelangsungan hidup serta tumbuh kembang bayi dan anak sejak usia 0 hingga 2 tahun. Selain itu, menurut Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, menyatakan bahwa pemberian makanan yang tepat kepada bayi adalah menyusui si kecil segera mungkin setelah ia lahir atau yang umumnya disebut dengan Inisiasi Menyusu Dini yang kemudian dilanjutkan dengan memberikan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan serta pemberian MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang tepat dan mencukupi dan melanjutkan pemberian ASI hingga usia 2 tahun.
Sayangnya, hingga kini masih banyak Mama yang tidak mengerti definisi dari ASI eksklusif. Singkat cerita, ada seorang Mama yang menyatakan jika ia telah memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Namun, setelah melakukan diskusi lebih lanjut, ternyata Mama tersebut selalu memberikan air putih kepada bayinya setelah disusui.
Sedangkan disisi lain ada Mama yang merasa gagal memberikan ASI eksklusif kepada bayinya karena harus memberikan obat kepada sang buah hati yang sedang sakit. Lalu, apa sih definisi ASI eksklusif yang benar?
Pemberian ASI eksklusif adalah hanya memberikan ASI kepada bayi dan tidak memberinya makanan atau minuman, termasuk air putih. Kecuali obat-obatan atau vitamin yang memang dianjurkan oleh dokter.
Pemberian ASI eksklusif kepada bayi selama enam bulan pertama didukung oleh berbagai organisasi kesehatan internasional, seperti berikut:
1. WHO (World Health Organization)
Pemberian nutrisi yang tepat dan mencukupi sejak bayi sangat penting untuk kesehatan jangka panjang. Bayi harus mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal. Selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, saat si kecil berusia 6 bulan ia harus menerima makanan pendamping ASI yang bernutrisi dan aman.
2. UNICEF (United Nations Children’s Fund)
ASI merupakan makanan terbaik yang dibutuhkan oleh bayi. Bahkan, Mama dianjurkan untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini setelah kelahiran bayi selama satu jam. Setelah itu dilanjutkan dengan memberikan ASI eksklusif selama enam bulan hingga 2 tahun atau lebih yang disertai dengan pemberian MPASI sejak si kecil berusia enam bulan.
3. AAP (American Academy of Pediatrics).
AAP merekomendasikan bayi disusui secara eksklusif selama 6 bulan kehidupannya (tidak perlu tambahan makanan/minuman apapun kecuali pemberian vitamin/suplemen & obat sesuai indikasi medis). Bayi harus melanjutkan menyusui selama setahun / lebih selama diinginkan Mama dan bayi.
4. Australian National Health & Medical Research Council.
Di Australia, sangat direkomendasikan para bayi mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan yang dilanjutkan sampai usia 1 tahun/lebih sesuai keinginan Mama dan bayi.
5. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama cukup untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Makanan pendamping ASI/MPASI kaya zat besi diberikan secara bertahap mulai usia 6 bulan.
Sayangnya, banyak Mama yang khawatir bahwa bayinya akan kelaparan jika hanya diberikan ASI. Sehingga tak sedikit Mama yang justru memberikan MPASI sebelum si kecil berusia enam bulan. Nah, berikut ini adalah bahaya pemberian MPASI dini:
1. Bayi lebih rentan terkena berbagai penyakit.
Saat bayi menerima asupan lain selain ASI, maka akan membuat imunitasnya berkurang. Pemberian MPASI dini berisiko membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman, belum lagi jika MPASI tidak disajikan secara higienis. Banyak penelitian yang menyatakan pemberian ASI eksklusif melindungi bayi dari berbagai penyakit seperti penyakit pernafasan, infeksi telinga dan penyakit saluran pencernaan yang umum diderita anak-anak seperti diare.
2. Berbagai reaksi akibat sistem pencernaan bayi belum siap.
Bila MPASI diberikan sebelum sistem pencernaan bayi siap untuk menerimanya, maka makanan tersebut tidak dapat dicerna dengan baik dan bisa menimbulkan berbagai reaksi seperti diare, sembelit/konstipasi, timbulnya gas, dan sebagainya. Selain itu, tubuh bayi juga belum memiliki protein pencernaan yang lengkap. Berbagai enzim seperti amylase, enzim yang diproduksi pankreas belum cukup ketika bayi belum berusia 6 bulan. Begitu pula dengan enzim perncerna karbohidrat (maltase, sukrase), dan lipase serta bile salts untuk mencerna lemak.
3. Bayi berisiko menderita alergi makanan.
Memperpanjang pemberian ASI eksklusif menurunkan angka terjadinya alergi makanan. Usia 4-6 bulan kondisi usus bayi masih “terbuka”, antibodi (sIgA) dari ASI bertugas melapisi organ pencernaan bayi serta memberikan kekebalan pasif, mengurangi terjadinya penyakit dan reaksi alergi sebelum penutupan usus terjadi. Nah, bayi mulai memproduksi antibodi sendiri dan penutupan usus terjadi saat bayi berusia 6 bulan.
4. Bayi berisiko mengalami obesitas atau kegemukan.
Pemberian MPASI dini sering dihubungkan dengan meningkatnya kandungan lemak dan berat badan pada anak-anak.
5. Produksi ASI Mama dapat berkurang.
Semakin banyak makanan padat yang diterima bayi maka dapat berpotensi bayi akan mengurangi permintaan untuk menyusu. Bayi yang makan makanan padat pada usia yang lebih muda cenderung lebih cepat disapih.
6. Persentasi keberhasilan KB atau pengaturan kehamilan alami menurun.
Pemberian ASI eksklusif sangat efektif untuk mencegah kehamilan secara alami. Saat MPASI sudah diberikan maka bayi tidak lagi menyusu secara eksklusif sehingga persentasi keberhasilan KB akan menurun. Nah, jika bayi mendapatkan MPASI sebelum berusia enam bulan maka bayi berisiko tidak mendapatkan nutrisi optimal seperti ASI.
7. Bayi berisiko mengalami Invaginasi usus atau intususepsi.
Invaginasi usus/intususepsi merupakan suatu keadaan di mana suatu segmen usus masuk ke dalam bagian usus lainnya sehingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan serius dan bila tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian. Walau penyebab pasti penyakit ini belum diketahui, namun penyebab yang paling kuat karena pemberian MPASI yang terlalu cepat.
Nah, berikut ini adalah contoh laporan kasus Invaginasi usus/intususepsi karena bayi menerima MPASI dini sejak usia 1 bulan: http://www.scribd.com/doc/99103061/Lapsus-invaginasi atau kasus lain seputar pemberian MPASI dini: http://regional.kompas.com/read/2014/03/12/1624474/Anak.Balita.Ini.Harus.Dibuatkan.Anus.akibat.Makan.Bubur
Tak hanya pemberian MPASI dini yang berbahaya pada bayi, pemberian MPASI yang lewat dari enam bulan juga dapat membahayakan kesehatan si kecil, karena ketika bayi tumbuh dan berkembang serta semakin aktif, ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
Berikut ini adalah bahayanya pemberian MPASI lewat dari enam bulan:
1. Bila kebutuhan energi bayi tidak terpenuhi maka bayi akan berhenti bertumbuh atau tidak tumbuh dengan optimal. Semakin besar kebutuhan energi bayi, maka ASI saja tak cukup sehingga harus dipenuhi dengan pemberian MPASI.
2. Bayi berisiko mengalami kekurangan zat besi dan menderita ADB (Anemia Defisiensi Besi). Saat bayi berusia enam bulan maka kebutuhan zat besinya perlu dipenuhi dari MPASI. Bila tidak maka bayi akan berisiko menderita Anemia Defisiensi Besi (ADB).
3. Kebutuhan makronutrien dan mikronutrien lainnya yang tidak terpenuhi dapat mengakibatkan bayi menderita malnutrisi dan defisiensi berbagai mikronutrien.
4. Terhambatnya perkembangan fungsi motorik oral bayi.
5. Bayi berpotensi di kemudian hari menolak berbagai macam jenis makanan.
Semoga bermanfaat!
http://theurbanmama.com/articles/bahaya-pemberian-mpasi-dini-menundanya.html
KOMENTAR