Tabloid-Nakita.com - Setiap orangtua memang tak ingin melewatkan setiap perubahan anak saat ia tengah dalam masa pertumbuhan. Mulai dari ia melakukan komunikasi dengan Mama hingga ia mulai merangkak dan ia bisa berjalan. Lalu, kapan bayi sudah mulai belajar merangkak?
Umumnya bayi akan mulai belajar merangkak saat berusia 6 hingga 10 bulan. Walaupun ada juga sebagian bayi yang sudah merangkak sebelum usia tersebut dan bahkan sesudahnya.
Menurut Profesor Frank Oberklaid selaku Direktur Centre for Community Child Health di The Royal Children's Hospital mengatakan bahwa, ketika otot si kecil mulai kuat dan koordinasinya juga mulai berkembang, maka anak akan mulai menggunakan sikunya sebagai tumpuan untuk ia maju. Tak hanya itu, bayi juga akan menggunakan lututnya agar ia bisa 'berjalan' lebih cepat.
Nah, agar si kecil dapat merangkak tepat pada waktunya, maka diperlukan peran orangtua untuk mendukung tumbuh kembangnya, yakni dengan meletakkan mainan yang dapat menarik perhatiannya namun di luar jangkauannya. Hal tersebut dapat membuat si kecil menjadi terpacu untuk meraih barang tersebut dengan cara merangkak.
Penting bagi Mama, jika si kecil sudah mulai dapat merangkak dan bergerak ke sana ke mari. Pastikan lingkungan rumah aman dan tidak membahayakan anak, terutama dari potensi bahaya, seperti colokan atau kabel listik, furnitur yang memiliki sudut tajam, kompor serta sumber panas lainnya.
Orangtua perlu khawatir saat si kecil tidak menunjukkan tanda-tanda akan merangkak pada usia 12 bulan. Periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Lebih cepat si kecil mendapat perawatan, maka dapat mengurangi risiko yang akan berdampak buruk pada dirinya kelak.
Merangkak juga bukanlah ukuran yang akan menentukan tingkat kecerdasan anak. Jadi, tidak tepat jika mengatakan, bayi yang melalui fase merangkak pasti akan lebih cerdas dan kuat dibandingkan bayi yang tidak merangkak. Pasalnya, banyak cara yang bisa dilakukan untuk menstimulasi kecerdasan atau kekuatan anak.
Gerakan mengesot pun butuh koordinasi antara tangan, kaki, mata, dan bagian tubuh lainnya, juga butuh kekuatan otot dalam bergerak. Saat mengesot, anak juga mengatur keseimbangannya supaya tidak terjatuh. Demikian pula dengan berguling-guling ke segala arah, merayap, bahkan berdiri sendiri juga butuh gerakan yang terkoordinasi. Kesimpulannya, ada banyak aktivitas lain yang dapat menggantikan merangkak.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
KOMENTAR