ASI perah, yang terbayang adalah pilihan bagi ibu bekerja agar anak mendapatkan ASI. Padahal, Mama yang tidak bekerja pun perlu memerah, baik rutin maupun tidak rutin.
Dengan menguasai manajemen laktasi yang benar, Mama bekerja tidak perlu ragu dan khawatir dapat terus memberikan ASI pada sang buah hati hingga usia 2 tahun atau lebih.
Nah berikut ini beberapa tips dan trik optimalkan hasil ASI perah yang dapat Mama coba :
1. Pahami prinsip produksi dan pengeluaran ASI serta kapasitas penyimpanan ASI di dalam payudara
Sekedar mengingatkan Mama mengenai pentingnya kedua hormon yang berperan dalam proses produksi ASI yaitu hormon prolaktin dan hormon yang berperan dalam proses pengeluaran ASI yaitu hormon oksitosin.
Jadi tidak ada yang namanya shortcut alias jalan pintas seperti mengonsumsi berbagai booster ASI supaya produksi ASI banyak tetapi Mama tidak memerah / menyusui dengan frekuensi yang sering serta mengosongkan payudara dengan baik .
Pastikan tidak ada hal-hal yang dapat menghambat kedua hormon tersebut baik itu karena manajemen laktasi yang tidak baik (termasuk pengosongan payudara yang tidak baik), adanya penyakit / kelainan anatomi payudara termasuk riwayat trauma pada payudara, konsumsi obat-obatan tertentu termasuk beberapa jenis metoda kontrasepsi hormonal, atau juga kelelahan, stress, dan lain-lain.
Selain itu, besar kecilnya payudara tidak mempengaruhi produksi ASI. Tiap Mama dikaruniai kapasitas penyimpanan ASI dalam payudara yang berbeda (bahkan antar payudara pun berbeda), tetapi besar kecilnya kapasitas penyimpanan ASI tersebut tidak menjadi masalah selama bayi menyusu sesuai keinginannya atau bila Mama memerah , frekuensi memerah minimal memerhatikan besarnya kapasitas penyimpanan ASI Mama. Misalnya Mama yang dikaruniai kapasitas besar cukup memerah per 3 jam sementara yang dikaruniai kapasitas kecil perlu menambah frekuensi memerahnya.
2. Persiapan sebelum mulai memerah
Selain terus berlatih dan mencoba karena practice makes perfect, persiapan juga sangat penting karena akan membantu dan mempercepat terjadinya LDR (Let Down Reflex) / Refleks pengeluaran ASI.
Beberapa persiapan yang perlu Mama lakukan diantaranya :
- Siapkan hal-hal yang membantu Mama rileks seperti foto / rekaman suara /video anak, makanan minuman favorit, lantunan musik lembut / Alquran bagi yang beragama Islam, dan lain-lain.
- Jangan lupa untuk mencuci tangan dan mempersiapkan peralatan pompa dan wadah ASI perah yang sudah bersih dan kering
- Duduk bersandar tegak / condong sedikit ke depan karena gravitasi membantu pengeluaran ASI
- Kompres hangat payudara menggunakan lap kecil yang direndam air hangat. Bila memerah di rumah maka pundak dan punggung juga dapat dikompres hangat.
- Pijat payudara dengan lembut, difokuskan pada area payudara yang lebih keras / ada gumpalan
3. Pasca memerah dengan alat pompa, baik itu manual / elektrik, lanjutkan memijat payudara dan perah dengan tangan.
Mama sejak melahirkan perlu menguasai teknik perah dengan tangan yang berguna untuk pengosongan payudara yang lebih optimal. Selain itu, kapan pun Mama tidak dapat memerah dengan alat pompa (misalnya tidak ada aliran listrik, baterai habis, komponen pompa rusak/hilang/tidak terbawa) maka Mama tetap dapat memerah.
Pasca memerah dengan alat pompa dilanjutkan dengan memijat payudara lalu memerah dengan tangan dengan teknik yang baik, maka hasil ASI perah yang didapat bahkan lebih banyak dari hasil perah dengan alat pompa. Bila Mama belum menguasai teknik perah tangan yang baik, segera minta bantuan konselor menyusui.
4. Tandem Nursing Pumping (Menyusui dan memerah bersamaan dengan alat pompa) saat bersama bayi.
Mama memosisikan bayi dengan posisi Football Hold / Clutch, dan payudara yang tidak disusui bersamaan diperah dengan alat. Teknik ini dapat menstimulasi LDR di kedua payudara dan LDR dapat terjadi lebih dari 1 x sehingga payudara dapat dikosongkan lebih optimal.
5. Atur Frekuensi / Jadwal Memerah
- Upayakan Mama yang tidak bersama bayi sekitar 8-10 jam perlu memerah paling tidak sebanyak 3 x saat : Ketika tiba di kantor bila jarak rumah ke kantor jauh, saat istirahat siang, saat waktu Asar/sebelum pulang. Harap diingat Mama dengan kapasitas penyimpanan ASI dalam payudara yang kecil perlu menambah frekuensi perah. Mama sebaiknya tidak melewatkan jadwal memerah (skip pumping). Payudara yang tidak dikosongkan (tidak disusui/diperah) dalam jangka waktu 5 jam/lebih dapat menurunkan produksi ASI (no demand = no supply).
- Per sesi memerah (per payudara/tandem), seperti halnya menyusui yang efektif tidak lama, maksimal selama 25-30 menit
- Tidak melewatkan waktu memerah di dini hari saat kadar hormon prolaktin sangat tinggi (peak prolactin level pk 2-4 dini hari)
6. Teknik Hands On Pumping / HOP (Menekan / memijat payudara saat sedang dipompa dengan alat)
Jane Morton & koleganya mempublikasikan teknik ini di Journal of Perinatology tahun 2009. Teknik HOP dapat meningkatkan hasil ASI perah hingga 48 %, selain itu dapat meningkatkan kandungan lemak dan kalori dari ASI perah tersebut. Teknik ini dapat dilakukan pada 1 payudara (1 tangan memegang alat pompa, tangan yang lain yang melakukan HOP) atau melakukan HOP langsung pada kedua payudara yang diperah bersamaan, tentu Mama mengenakan hands free pumping bra.
Pastikan bahwa corong pompa/flange ukurannya tepat dan nyaman, hindari corong pompa yang ukurannya terlalu kecil untuk puting & payudara Mama. Hal lain, fokuskan penekanan payudara / pemijatan payudara saat sedang memerah dengan alat di area payudara yang masih keras / ada gumpalan. Lepaskan tekanan/hentikan pijatan pasca ASI menyembur / LDR yang kedua, dan seterusnya. Selesai melakukan teknik HOP dilanjutkan dengan teknik no 3 (lanjutkan dengan memijat payudara dan memerah dengan tangan).
Mama yang berada di kondisi Oversupply / Hiperlaktasi tidak disarankan menjalankan teknik-teknik di atas dan perlu bantuan untuk mengatasi hiperlaktasinya.
KOMENTAR