Tabloid-Nakita.com - Biang keringat memang lebih banyak dialami oleh bayi dibandingkan orang dewasa. Hal tersebut dikarenakan kulit bayi yang masih dalam proses perkembangan dan penyempurnaan, sehingga kelenjar keringat tersumbat pada permukaan kulit.
Biang keringat pada bayi ditandai dengan timbulnya bintil-bintil kecil berwarna merah berisi air yang disertai dengan kulit kemerahan. Kondisi tersebut dapat menimbulkan rasa tak nyaman karena dapat menyebabkan rasa gatal dan panas didaerah tubuh yang mengalami biang keringat.
Namun, Ibu tak perlu khawatir karena ada biang keringat pada bayi dapat diatasi dengan mudah. Nah, berikut ini adalah cara alami mengatasi biang keringat pada bayi, seperti berikut:
1. Mengganti baju si kecil saat ia sudah mulai berkeringat. Namun, sebelumnya Ibu harus menyiapkan terlebih dahulu keperluan bayi, seperti baskom air hangat, baju bersih, dan lainnya. Hal tersebut menghindari agar si kecil tidak terlalu lama terkena paparan udara.
2. Mengeringkan kulit bayi yang terkena biang keringat dengan menggunakan lap bersih yang telah dibasahi air hangat.
3. Memilih baju yang agak longgar agar biang keringat tidak bertambah parah.
4. Menaburkan bedak pada beberapa bagian tubuh yang kerap mengalami keringat berlebih.
5. Kenakan baju kering dan bersih yang terbuat dari bahan katun pada si kecil.
Namun, selain itu Ibu dapat melakukan beberapa pencegahan jika si kecil belum mengalami biang keringat, seperti:
1. Pastikan bayi menggunakan baju yang tidak kekecilan atau terlalu ketat. Sebaiknya gunakan baju yang agak longgar pada bayi.
2. Pilihlah baju untuk bayi yang terbuat dari katun agar mudah menyerap keringat sehingga tidak menimbulkan biang keringat karena tidak ada keringat yang menempel di tubuh bayi.
Jika biang keringat pada bayi tidak membaik dalam waktu 3 hari bahkan disertau dengan demam dan rasa gatal yang berlebih sebaiknya segera periksakan bayi Ibu ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
GIV Gelar Kompetisi 'The Beauty of GIVing' Guna Dukung Perjalanan Inspiratif Womenpreneur Indonesia
KOMENTAR