Tabloid-nakita.com – Menjadi orangtua adalah pengalaman baru yang tidak hanya membahagiakan, tapi juga terkadang menakutkan. Dan hal ini tidak hanya berlaku bagi Ibu, tapi juga untuk Ayah. Agar para ayah tidak merasa frustrasi saat harus menghadapi makhluk mungil yang kerap menangis, berikut ini sejumlah kiat agar Ayah baru lebih percaya diri dalam menghadapinya.
Pertama-tama, mari kita awali dengan apa yang sebaiknya tidak dilakukan: Saat si kecil tengah rewel, jangan langsung serahkan ia kepada Ibunya. Ibu mungkin memang bisa menenangkan tangisan si kecil lebih cepat daripada Ayah, tapi sebenarnya Ibu berhasil mengatasi apapun yang membuat si kecil menangis dari belajar lewat pengalaman.
Jadi cara terbaik agar Ayah bisa merasa lebih nyaman dengan si bayi baru lahir adalah dengan terjun langsung dan kerap berinteraksi dengannya. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa “kurangnya kesempatan” mungkin menjadi salah satu rintangan terbesar bagi para ayah untuk merasa nyaman dengan si kecil. Dengan kata lain, semakin banyak waktu yang Ayah habiskan dengan bayi Ayah, semakin Ayah merasa percaya diri.
Satu keuntungan lain dari menghabiskan waktu dengan si kecil adalah Ayah akan bisa memahami dengan cepat bahasa yang ia gunakan. Meski ia menggunakan kosakata yang mungkin hanya dimengerti para bayi, dengan menaruh perhatian Ayah akan segera mengetahui perbedaan antara tangisan “Aku mengantuk,” “Aku lapar,” “Tolong ganti popokku,” dan “Aku ingin bermain.”
Awalnya, tangisan bayi akan terdengar sama, tapi semakin Ayah mengenal si kecil dengan baik, semakin cepat Ayah bisa menangkap makna di balik tangisan itu. Hasilnya Ayah bisa memenuhi kebutuhannya dengan lebih baik dan ikatan antara Ayah dan si kecil akan tumbuh semakin erat.
Ayah baru seringnya merasa bingung soal apa yang harus mereka lakukan dengan bayi mereka. Lagipula, bayi tidak bisa bicara, tidak bisa menangkap bola, dan sepertinya yang bisa mereka lakukan cuma ngiler. Tapi bahkan bayi yang baru berumur beberapa hari saja bisa diajak beraktivitas (sederhana) bersama, dari mendengarkan musik, mengobrol, atau membaca koran.
Tidak masalah apa yang Ayah bacakan untuknya, buku bertema serius ataupun keterangan bahan di kemasan odol akan membuat si kecil terbiasa mendengarkan suara Ayah dan membuatnya merasa nyaman berada di dekat Ayah. Dan itulah tujuan yang terpenting.
Yang sebaiknya diingat: Jika Ibu menawarkan diri untuk mengambil alih si kecil, jangan langsung menyerah. Alih-alih, katakan kepada Ibu bahwa Ayah sudah berhasil mengatasi keadaan dengan baik. (Ucapkan saja kalimat simpel seperti “Aku bisa menanganinya” atau “Tenang aja—Ayah memang butuh latihan” yang biasanya akan membuat Ibu luluh.)
Meski begitu, jangan gengsi meminta saran kepada Ibu—Ayah dan Ibu pasti sama-sama punya cara tersendiri dalam menangani si kecil—tapi mintalah Ibu untuk hanya menunjukkan kepada Ayah cara mengganti popok atau menyendawakan si kecil dan bukan melakukan semua itu untuk Ayah. Terakhir, jangan takut untuk membuat beberapa keputusan (dan kesalahan) sendiri.
Demikian sejumlah kiat agar Ayah baru lebih percaya diri. Selamat mencoba!
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR